Bagian Tanaman Ganja dan Senyawa Metabolitnya: Manfaat Medis dan Pengolahan

Baca Ganja – Penelitian ilmiah secara historis hanya berfokus pada bagian bunga cannabis, padahal dalam setiap bagian tanaman ganja memiliki senyawa metabolit berbeda yang juga memiliki manfaat medis dan kesehatan.

bagian tanaman ganja

!!! Artikel ini tidak bertujuan mengajak melakukan tindakan yang melanggar hukum, dan dimaksudkan untuk memberi kesadaran akan ilmu pengetahuan !!!

Sama seperti tumbuhan lainnya, tanaman ganja memiliki bagian tubuh yang terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan biji. Di dalam setiap bagian tanaman ganja terdapat senyawa metabolit sekunder yang berbeda, dan dengan spektrum senyawa yang luas ini memungkinkan untuk menghasilkan manfaat medis yang lebih luas dan potensial.

Senyawa metabolit tertentu yang diproduksi tanaman berfungsi sebagai pertahanan diri dan cara bertahan hidup. Dalam studi ilmiah berjudul, Secondary Metabolites Profiled in Cannabis Inflorescences, Leaves, Stem Barks, and Roots for Medicinal Purposes, melaporkan kandungan senyawa metabolit pada tiap bagian tanaman ganja.

Senyawa Metabolit dalam Bagian Tanaman Ganja dan Manfaat Medisnya

Senyawa metabolit sekunder pada seluruh bagian tanaman ganja terdiri dari cannabinoid, terpenoid (mono- dan sesquiterpenoid), flavonoid, sterol, dan triterpenoid.

Dalam dunia farmasi, senyawa metabolit yang dianggap paling penting karena manfaat medisnya adalah cannabinoid — umumnya THC dan CBD — yang banyak terdapat pada bunga ganja. Padahal, senyawa metabolit sekunder lainnya yang terkandung di setiap bagian tanaman ganja yang berbeda, juga memiliki manfaat medis dan kesehatan.

Cannabinoid (THCA, CBDA, THC, CBD)

 

cannabinoid - bagian tanaman ganja - senyawa metabolit - CBD

Cannabinoid adalah senyawa aktif tanaman ganja yang banyak terdapat di bagian bunga dan sedikit di bagian daun. Bunga dan daun ganja segar yang belum melalui proses pembakaran (dekarboksilasi) mengandung cannabinoid THCA dan CBDA, fungsinya bagi tanaman ganja adalah untuk melindungi dari sinar radiasi ultraviolet (UV) yang dapat merusak DNA-nya dan memiliki sifat insektisida.

THCA (Tetrahydrocannabinolic acid) dan CBDA (Cannabidiolic acid)

THCA merupakan bentuk asam dari senyawa psikoaktif THC, dan CBDA merupakan bentuk asam dari CBD. Apabila bunga dan daun ganja segar dikonsumsi langsung tanpa melalui proses pembakaran (dekarboksilasi), maka tidak akan menghasilkan efek trans-kesadaran — karena senyawa pada bunga dan daun ganja segar masih berbentuk asam (THCA dan CBDA), bukan THC.

THCA memiliki manfaat medis untuk melindungi saraf (neuro-protektif), mengurangi radang akibat penyakit radang usus, dan mengurangi penambahan berat badan dan radang terkait obesitas serta diabetes. Sedangkan CBDA mampu menekan sel kanker payudara, mencegah mual dan muntah, serta bersifat anti-inflamasi.

THC (Tetrahydrocannabinol) dan CBD (Cannabidiol)

THC dan CBD adalah senyawa yang paling populer dalam dunia farmasi karena manfaat medisnya. Senyawa ini dihasilkan melalui proses pembakaran/pemanasan dari senyawa THCA dan CBDA hingga mencapai suhu tertentu untuk melepaskan asam menjadi karbon (dekarboksilasi), ataupun melalui proses ekstraksi pada tanaman ganja segar.

THC memiliki manfaat medis seperti meredakan rasa nyeri, meningkatkan nafsu makan, anti-mual, melenturkan otot, mengatasi glukoma, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan kualitas tidur. CBD memiliki sifat anti-kejang, anti-inflamasi, mengatasi gangguan mental (psikosis), mengatasi depresi, migrain, rasa cemas, dan mual. Kedua senyawa ini juga memiliki sifat neuro-protektif, anti-virus, anti-bakteri, anti-kanker, dan anti-tumor.

Baca juga:
Cara kerja THC dalam tubuh manusia
Cara kerja CBD dalam tubuh dan efek medisnya
CBD membantu melawan virus, bakteri, dan kanker

Terpenoid (Mono- dan Sesquiterpenoid)

terpenoid - senyawa metabolit

Terpenoid merupakan senyawa hidrokarbon yang banyak diproduksi oleh tumbuhan, terutama terkandung pada getah dan merupakan hasil sekresi dari kelenjar trikoma yang menutupi bagian bunga dan menutupi sebagian daun pada tanaman ganja. Fungsinya bagi tanaman ialah sebagai sistem pertahanan dari serangga atau predator tanaman dan melindungi tanaman dari suhu temperatur yang tinggi.

Terpenoid pada tanaman ganja terdiri dari monoterpenoid β-myrcene, α-Pinene, β-Pinene, Limonene, Linalool; dan sesquiterpenoid β-Caryophyllene, α-Humulene, β-Eudesmol. Terpenoid yang dihasilkan tanaman ganja memiliki sifat ansiolitik (anti-cemas), dan bekerja secara sinergis dengan cannabinoid dan memungkinkan menghasilkan efek medis yang lebih luas, yang disebut ‘efek rombongan’ (entourage effect).

Flavonoid

flavonoid - bagian tanaman ganja - senyawa metabolit

 

Flavonoid pada tanaman ganja banyak terdapat di bagian daun dan sedikit di bagian bunga. Sama seperti flavonoid pada tanaman lain, fungsinya adalah untuk menyediakan warna pigmen pada tanaman dan bunga. Selain itu, juga membantu melindungi tanaman dari radiasi sinar UV, hama, dan penyakit.

bunga ganja | bagian tanaman ganja
Perbedaan warna pigmen pada bunga ganja pada umumnya (kiri) dan strain Purple Kush (kanan).

Flavonoid utama yang paling banyak ditemukan adalah cannaflavins dan hanya terdapat pada tanaman cannabis. Senyawa ini juga memberikan karakter pada strain ganja yang berbeda, seperti pada strain Purple Kush dengan karakter bunga berwarna ungu. Flavonoid berkontribusi sebagai efek terapeutik dalam tubuh dan memiliki beberapa manfaat kesehatan, seperti anti-kanker, anti-jamur, anti-inflamasi, kesehatan jantung (kardiovaskular), dan pelindung saraf.

Sterol

Bagian tanaman ganja yang paling banyak mengandung sterol adalah akar, batang, dan daun. Sterol adalah prekursor dari sekelompok hormon tanaman yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta memiliki peran yang sama dengan kolestrol dalam sel hewan. Sterol dalam tanaman ganja terdiri dari campesterol, stigmasterol, dan β-sitosterol.

Mengkonsumsi makanan yang mengandung sterol dapat menahan penyerapan kolestrol pada saluran pencernaan manusia sehingga mampu mengurangi kadar kolestrol. Selain itu sterol membantu mencegah penyakit jantung dan serangan jantung, serta memiliki sifat anti-inflamasi.

Triterpenoid

Triterpenoid | bagian tanaman ganja - senyawa metabolit

Bagian tanaman cannabis yang mengandung banyak triterpenoid adalah akar, batang, dan sedikit di daun. Fungsinya bagi tumbuhan adalah untuk melindungi dari jamur, serangga predator, bakteri, dan virus. Kandungan triterpenoid dalam akar ganja terdiri dari β-amyrin, epifriedelanol, dan friedelin.

Senyawa friedelin dalam akar ganja memiliki manfaat sebagai antioksidan, serta bersifat anti-inflamasi dan anti-kanker. Friedelin juga memiliki aktivitas estrogenik — yang berkaitan dengan hormon estrogen pada sel wanita. Selain dapat ditemukan dalam akar ganja, friedelin juga terdapat dalam tanaman Cikal tulang yang tercatat dalam teks Ayurveda sebagai obat asam urat, penyakit kelamin, dan sebagai afrodisiak (peningkat gairah seksual).

Baca juga: Manfaat akar ganja: sejarah, penelitian, dan testimoni

Bagian Tanaman Ganja dan Cara Pengolahannya untuk Medis

Dalam sejarah studi ilmiah, penelitian manfaat medis pada tanaman ganja hanya berfokus pada bagian bunga. Padahal, setiap senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh bagian-bagian tanaman, memiliki potensi medis yang baik — bahkan dapat mengoptimalkan kerja senyawa cannabinoid dalam tubuh dengan memberi stimulasi atau mengurangi efek samping suatu jenis cannabinoid, umumnya THC.

Mengoptimalkan pemanfaatan ganja dengan menggunakan seluruh bagian tanaman ganja (whole plant), artinya kita menyadari bahwa ganja sebagai makhluk hidup yang lebih dulu ada di bumi daripada peradaban manusia, telah melalui proses evolusi yang panjang untuk bertahan hidup — tentu juga dengan dukungan senyawa metabolit sekunder pada tanaman cannabis.

Dengan memahami pengetahuan atau nilai (wisdom) yang dimiliki tanaman ganja, artinya kita memanfaatkan ganja dengan sikap respek. Berikut ini adalah pengolahan dasar tanaman ganja untuk mengoptimalkan pemanfaatan ganja yang baik untuk medis dan kesehatan.

Bunga

Dalam bunga ganja segar yang belum dipanaskan, mengandung banyak cannabinoid asam THC (THCA) dan asam CBD (CBDA) yang merupakan prekursor asam CBG. Mengkonsumsi langsung bunga ganja segar tanpa proses dekarboksilasi memberi manfaat medis dari THCA dan tidak menyebabkan perubahan kesadaran (high consciousness) — karena senyawa psikoaktif THC masih berbentuk asam.

Proses dekarboksilasi adalah reaksi kimia yang mengakibatkan suatu gugus karboksil terlepas dari senyawa semula menjadi bentuk karbon dioksida (CO2), yang artinya proses pemanasan mencapai titik suhu tertentu sehingga asam THC (THCA) dan asam CBD (CBDA) melepaskan asam dan menjadi senyawa THC dan CBD.

Untuk melepas asam THC dan CBD (dekarboksilasi) pada tanaman ganja, membutuhkan titik suhu 120ºC – 140ºC selama 15 – 30 menit. Semakin rendah titik suhu yang dicapai, maka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk proses dekarboksilasi melepas gugus asam.

Proses dekarboksilasi dapat menggunakan oven dengan bunga ganja yang sudah digiling tidak terlalu halus, lalu bungkus dengan penghantar panas yang baik seperti aluminium foil, kemudian panaskan oven. Dengan suhu panas 140ºC membutuhkan waktu 15 menit, dan dengan suhu panas 120ºC membutuhkan waktu yang lebih lama hingga 30 menit.

Jika dekarboksilasi melebihi batas (over-heating), maka akan merusak kandungan terpenoid dan flavonoid yang juga memiliki manfaat medis. Bunga ganja yang sudah di dekarboksilasi, dapat diolah lagi menjadi minyak (canna-oil) atau mentega ganja (cannabutter), yaitu dengan mencampurkan minyak atau mentega dengan bunga ganja kemudian panaskan dengan suhu 50-60ºC selama 3 jam.

Mengkonsumsi THC dengan cara mengolahnya menjadi bahan makanan (edible), memiliki jalur yang berbeda untuk menghantarkan THC ke seluruh reseptor cannabinoid dalam tubuh. THC yang masuk ke tubuh dengan cara dihirup (smoking) akan masuk ke paru-paru, sedangkan edible akan masuk ke sistem pencernaan. Ini cara kerja THC dalam tubuh.

Daun, Batang, dan Akar

Senyawa metabolit yang terdapat pada daun, batang, dan akar ganja memiliki manfaat medis. Untuk mendapatkan hasil optimal dari kandungan senyawa dalam bagian tanaman ini, cara yang praktis adalah dengan cara merebusnya dengan air selama 15-20 menit.

Asam THC dalam daun ganja tidak akan berubah menjadi THC, karena titik didih tertinggi air hanya 100ºC dan THC hanya mengikat pada lemak (seperti minyak dan mentega). Artinya, seseorang tidak akan mabuk karena mengkonsumsi air rebusan ganja yang memiliki manfaat medis yang baik.

Bagian batang dan akar ganja yang mengandung sterol dan triterpenoid, dapat juga diolah dengan cara direbus. Bahkan akar ganja telah dimanfaatkan dalam pengobatan medis tradisional Eropa. Dalam jurnal ilmiah berjudul, Cannabis Roots: A Traditional Therapy with Future Potential for Treating Inflammation and Pain, Dr. Ethan Russo menjelaskan manfaat akar ganja: sejarah dan penelitian medis.

Biji

Biji cannabis dapat menjadi sumber protein dan magnesium, dan kaya akan kandungan lemak esensial omega-3 dan omega-6. Selain itu, juga dapat dijadikan pakan burung yang dikenal dengan sebutan fumayin. Fumayin dipercaya dapat meningkatkan performa burung kenari saat kontes.

Biji cannabis dapat diolah menjadi ekstrak minyak (hempseed oil), dengan menggunakan mesin press minyak biji. Kandungan asam lemak esensial omega-3 dan omega-6 dalam minyak biji hemp, cukup optimal bagi kesehatan manusia. Asam lemak omega-6 atau asam gamma linolenat (GLA) sangat penting untuk menjaga fungsi otak, kesehatan tulang, kesehatan reproduksi, dan metabolisme.

Mengkonsumsi cukup omega-3 dan omega-6, dapat meningkatkan dan menstimulasi aktivitas endocannabinoid dalam tubuh dan mendorong produksi hormon anandamide yang mengatur kualitas tidur, nafsu makan, dan mood seseorang. Namun jika mengkonsumsi omega-6 secara berlebihan, dapat menyebabkan penurunan regulasi cannabinoid dan meningkatkan keadaan inflamasi (pro-inflamasi).


Referensi:
- https://www.projectcbd.org/science/why-does-cannabis-produce-cannabinoids
- https://www.leafly.com/news/health/how-to-stimulate-the-endocannabinoid-system-without-cannabis

Tinggalkan komentar

Sharing is caring