Baca Ganja – Memasuki tahun 2021 saat pandemi belum jua berakhir, Indonesia justru dikepung bencana. Teori Green Politic atau Politik Hijau dinilai dapat menjadi solusi untuk mengatasi bencana akibat kerusakan alam.
Bencana dan Kerusakan Alam di Indonesia
Dari laporan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), mencatat ada 221 bencana terjadi di Indonesia sejak 1 Januari hingga 26 Januari 2021 pukul 15.00 WIB. Dari total tersebut, bencana akibat perubahan iklim dan puncak musim hujan masih mendominasi kejadian bencana.
BNPB mencatat sebanyak 146 kejadian banjir terjadi di beberapa wilayah di Tanah Air, sedangkan tanah longsor sebanyak 35 dan puting beliung 29. Kejadian bencana lainnya yang tercatat yaitu gelombang pasang 5 kejadian, gempa bumi 5, dan kebakaran hutan dan lahan 1.
Salah satu bencana banjir yang menjadi perhatian adalah banjir yang melanda Kalimantan Selatan. Data yang dikutip dari merdeka.com menunjukkan, banjir di Kalsel tidak hanya terjadi pada 2021, tapi beberapa tahun sebelumnya juga sudah terjadi bencana banjir, meski Presiden Jokowi mengklaim banjir yang melanda Kalsel adalah banjir besar yang mungkin sudah lebih dari 50 tahun tidak terjadi di Kalsel.
BNPB mengatakan salah satu penyebab banjir besar di Kalsel dikarenakan curah hujan yang tinggi, namun WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) mengatakan adanya faktor lain yang membuat banjir di Kalsel kian parah dari tahun ke tahun, yakni darurat ruang dan darurat bencana ekologis.
WALHI mencatat Kalimantan Selatan mengalami degradasi lingkungan. Provinsi Kalsel terdapat 814 lubang milik 157 perusahaan tambang batu bara. Selain itu, dari 3,7 juta hektar total luas lahan di Kalsel, hampir 50% di antaranya sudah dikuasai oleh perusahaan tambang dan kelapa sawit.
Dunia internasional memprediksi penduduk bumi akan hidup ditengah kota yang kebanjiran pada tahun 2050. Selain itu, diprediksi juga adanya migrasi paksa, dan hutan Amazon yang hijau akan berubah menjadi hutan sabana (padang rumput), jika manusia masih tidak sadar akan ancaman krisis lingkungan, terus merusak alam dan menggunakan bahan bakar fosil.
Green Politic (Politik Hijau)
Melihat bertambah parahnya kerusakan alam di Indonesia dan ancaman krisis lingkungan yang semakin nyata, sangat diperlukan adanya perhatian terhadap kelestarian lingkungan demi kelangsungan hidup manusia. Menyikapi hal ini, teori green politic (politik hijau) menjadi salah satu solusi konkret sebagai instrumen dalam mengkaji dan mewujudkan kelestarian lingkungan.
Dalam politik hijau, lingkungan menjadi sumber daya yang menyediakan bahan untuk memenuhi kebutuhan. Sumber daya tersebut setidaknya dibagi dalam tiga sektor, yaitu sumber daya alam, sumber daya ekonomi, dan sumber daya politik.
Sebagai sumber daya alam, lingkungan menyediakan bahan-bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup manusia dan / atau menjamin kelangsungan hidupnya. Sebagai sumber daya ekonomi, lingkungan dapat menjadi penggerak perekonomian, baik sebagai penyedia bahan baku atau komoditas ekonomi maupun sebagai penyedia tempat melangsungkan kegiatan ekonomi.
Sedangkan dalam sumber daya politik, lingkungan dapat mempengaruhi dan berperan dalam proses-proses politik, seperti proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan, serta proses pengawasan terhadap keputusan yang telah dibuat.
Kerangka pemikiran politik hijau bukan dengan membendung dan bersifat anti-pembangunan, atau berbalik arah untuk hidup sangat sederhana secara substansial, namun mendorong pelaksanaan pola pembangunan secara berkelanjutan (sustainable development).
Peran Penting Ganja dalam Politik Hijau
Tanaman cannabis atau umumnya dikenal dengan sebutan ganja, dinilai berperan penting dalam green politic. Ini bukan hanya karena ganja memiliki banyak manfaat dalam pengobatan, industri, dan bahan makanan yang menyehatkan, namun ganja juga mampu menjaga dan melestarikan keberlangsungan hidup lingkungan.
Namun saat ini, ganja memiliki stigma buruk di tengah masyarakat Indonesia. Ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai potensi ganja yang telah terbukti berdasarkan kajian literasi ilmiah dunia, dan juga akibat kurangnya perhatian pemerintahan saat ini terhadap ilmu-ilmu pengetahuan.
Maka dari itu, I Putu Indra Mandhala Putra yang saat ini merupakan kader Partai Hanura bersama Yayasan HEMPI (Herbal Medis Persada Indonesia), ingin mendorong dan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia dalam membaca agar memiliki pengetahuan yang cukup dan berdasar, serta menjauhi penyalahgunaan ganja.
I Putu Indra yang akrab disapa Bli Iman juga berpendapat bahwa politik merupakan akar dari segala kebaikan dan keburukan dalam suatu bangsa dan negara. Dan generasi milenial sebagai penerus bangsa tidak boleh apatis terhadap politik saat ini agar menghasilkan kebijakan politik yang baik untuk masyarakat dan juga lingkungan.
Mengapa Ganja?
Tanaman ganja memiliki peranan penting terhadap lingkungan dan tidak dapat terlepas dari isu krisis lingkungan hidup. Selain itu, banyak hasil produksi yang dapat diolah dari tanaman ganja dengan kualitas produksi yang baik.
Ganja Industri (Hemp)
Hemp menghasilkan serat lembut alami terkuat dan paling tahan lama. Satu ekar (0,4 hektar) tanah menghasilkan serat 2-3 kali lebih banyak dari kapas, sekitar 453,5 kilogram (1.000 pon) serat per ekar.
Hemp tidak sama seperti kapas, dimana kapas banyak menggunakan pestisida. Setengah dari semua penggunaan pestisida pertanian di Amerika Utara digunakan pada tanaman kapas, sedangkan hemp tidak memerlukan penggunaan insektisida dan herbisida. Selain itu, serat hemp organik dapat di daur ulang, tidak seperti serat sintesis berbasis minyak bumi seperti polyester, nilon, dan spandex.
Dalam pembuatan kertas, satu ekar (0,4 hektar) hemp menghasilkan bubur kertas sebanding dengan 4,1 ekar (1,66 hektar) pohon dalam periode 20 tahun. Kertas hemp dapat menghasilkan kertas yang lebih kuat dan lebih ramah lingkungan.
Selain itu, bubur kertas (pulp) hemp dapat digunakan sebagai bahan pembuatan plastik biodegradable (dapat di daur ulang) yang ramah lingkungan karena untuk mengurai plastik hemp hanya memakan waktu 3-6 bulan, sedangkan plastik biasa memakan waktu 450 tahun agar terurai.
Hemp juga dapat digunakan sebagai penghasil bahan bakar biomassa menggantikan kebutuhan energi gas, minyak, dan batu bara, serta mengakhiri ketergantungan pada bahan bakar fosil yang dapat berdampak pada naiknya permukaan air laut.
Bahan bakar biomassa merupakan alternatif yang lebih ramah lingkungan daripada bahan bakar fosil, karena tidak menghasilkan gas karbondioksida yang melampaui (over) sehingga tidak menumpuk di atmosfer bumi.
Ganja Medis dan Kesehatan
Tanaman ganja memiliki manfaat medis, mulai dari akar, bunga, hingga biji ganja. Penelitian menemukan bahwa senyawa ganja (cannabinoid) bekerja melalui endocannabinoid system yang merupakan sistem biologis pada makhluk hidup yang berfungsi untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuh dapat berfungsi dengan normal (homeostatis).
Senyawa ganja memiliki sifat anti-inflamasi, anti-bakteri, dan anti-virus, sehingga berpotensi mengobati infeksi bakteri, virus, kanker, tumor, inflamasi (peradangan), gangguan mental, gangguan sistem saraf / otak, dan diabetes. Bahkan penelitian menemukan senyawa ganja mampu menangkal virus corona.
Sedangkan biji ganja atau hemp memiliki kandungan omega-6 dan omega-3 yang tinggi. Selain itu, biji ganja juga mengandung pitosterol yang membantu mengurangi jumlah kolestrol dalam tubuh dengan menghilangkan penumpukan lemak di arteri.
Biji ganja juga mengandung semua 10 asam lemak esensial, menjadikannya sebagai sumber protein nabati yang baik. Biji ganja mengandung minyak 34% lebih banyak dibandingkan dengan biji tanaman lainnya. Kualitas minyak biji hemp merupakan kualitas terbaik kedua setelah minyak ikan paus dan memiliki kemampuan pembakaran dan viskositas (kekentalan) yang sama tanpa polutan berbasis sulfur.
Ganja memiliki manfaat baik bagi lingkungan dan juga untuk kesehatan atau pengobatan manusia. Melalui politik hijau, diharapkan pemanfaatan ganja dapat digunakan secara optimal. Saatnya seluruh masyarakat sadar akan bahaya krisis lingkungan dan menjadikan ilmu pengetahuan sebagai solusi atas keresahan seluruh masyarakat Indonesia.
– Green Politic: Jalan Pemanfaatan Ganja untuk Lingkungan dan Masyarakat