Baca Ganja – Saat ini penduduk bumi memiliki satu masalah yang sama, yaitu krisis lingkungan hidup. Adapun solusi untuk mengatasi ancaman global warming, di antaranya dengan melihat manfaat hemp bagi lingkungan.
Krisis lingkungan hidup muncul akibat dari perbuatan manusia sendiri, mulai dari kerusakan dan pencemaran lingkungan yang tak luput dari sifat konsumtif manusia. Saat ini generasi milenial di dunia, sedang menghadapi ancaman lingkungan hidup.
Bersumber dari Sustainability Management School (SUMAS), Switzerland, generasi milenial merupakan sekitar 30% dari populasi dunia dan bisa dikatakan yang paling peduli dalam hal kelestarian lingkungan dan isu sosial.
Milenial adalah generasi pertama yang tumbuh di dunia dimana “perubahan iklim (climate change) adalah bagian dari dialog internasional sehari-hari”. Bahkan aktivis lingkungan juga ada yang berasal dari generasi milenial, ia adalah Greta Thunberg, lahir tanggal 3 Januari 2003 di Swedia.
Ada salah satu kalimatnya yang membuat kita semua tersadar, katanya, “Saya tidak ingin anda menjadi yang terlalu penuh pengharapan. Saya ingin anda panik. Saya ingin anda merasakan ketakutan yang saya rasakan setiap hari. Saya ingin anda bertindak. Saya ingin anda bertindak seperti akan ada krisis. Saya ingin anda bertindak seperti rumah anda sedang terbakar, karena begitulah adanya”
Krisis Lingkungan Hidup / Enviromental Crisis
Krisis lingkungan hidup merupakan kumpulan dari masalah polutan, berikut ini adalah faktor yang menyebabkan terjadinya enviromental crisis:
Polusi Udara
Penyumbang polusi udara kebanyakan berasal dari asap industri, mesin kendaraan, pembangkit listrik dan pembakaran bahan batu bara yang menghasilkan gas karbondiosida (CO2). Karbondioksida merupakan penyebab utama pemanasan global.
Ini terjadi karena karbondioksida adalah gas yang memerangkap panas sehingga tidak dapat keluar ke angkasa. Bahkan, polusi udara dapat meningkatkan suhu sebuah daerah sehingga berdampak pada perubahan iklim cuaca.
Pencemaran Tanah
Faktor degradasi kualitas permukaan tanah bisa di akibatkan membuang sampah sembarangan, limbah industri, limbah anorganik, dan aktivitas pertanian. Pencemaran tanah dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia di sekitarnya.
Limbah anorganik adalah jenis limbah yang sulit terurai dan membutuhkan waktu yang lama, seperti sampah plastik, botol minuman, dan kaleng bekas yang memakan waktu ratusan tahun agar terurai secara alamiah.
Dalam sistem pertanian, penyebab pencemaran tanah adalah akibat penggunaan zat-zat kimiawi yang digunakan sebagai pupuk, anti-hama, dan anti-penyakit yang mempengaruhi hasil panen menjadi tidak maksimal.
Penipisan Sumber Daya Alam (SDA)
Menipisnya SDA seperti batu bara ternyata berdampak pada meningkatnya permukaan air laut. Dilansir dari Popular Science (2015), sebuah studi menemukan, jika kita membakar semua bahan bakar fosil yang tersisa di bumi, maka hampir semua es di Antartika akan mencair.
Hal tersebut berpotensi menyebabkan permukaan air laut naik sebanyak ±61 meter (200 kaki) — cukup untuk menenggelamkan sebagian besar kota di dunia. Ini di akibatkan karena bumi memiliki sifat homeostatis — suatu proses keberlanjutan yang dinamis.
Deforestasi
Rusaknya hutan dapat memutus aktivitas rantai makanan kehidupan yang dapat berdampak hingga ke banyak hal, seperti punahnya spesies makhluk hidup, perubahan iklim, hingga global warming. Contoh aktivitas deforestasi adalah penebangan kayu, kebakaran hutan, dan pembukaan lahan hutan.
Banyaknya masalah yang dihadapi saat ini yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan, tanaman hemp (cannabis sativa) menghadirkan beragam solusi atas krisis lingkungan hidup karena sifatnya yang ramah lingkungan.
Manfaat Hemp Bagi Lingkungan dan Hasil Produksi
Dilansir dari situs resmi Ecological Agriculture Projects, McGill University (1996), bahwa selain dapat menjadi solusi menghadapi krisis lingkungan hidup, hasil produksi dari ganja industri juga memiliki kualitas yang bagus, di antaranya:
Bahan Bakar Biomassa / Biomass
Budidaya hemp untuk produksi bahan bakar biomassa dapat menyediakan kebutuhan energi gas, minyak, dan batu bara, dan mengakhiri ketergantungan pada bahan bakar fosil yang dapat berdampak pada naiknya permukaan air laut.
Hemp menghasilkan 95.5% rasio bahan bakar ketika digunakan untuk pirolisis proses termokimia yang mengubah bahan organik menjadi bahan bakar.
Bahan bakar biomassa menawarkan alternatif yang lebih ramah lingkungan daripada bahan bakar fosil, karena tidak ada sulfur oksida yang dilepaskan, baik selama pirolisis atau pembakaran.
Menurut Stanley Manahan, ahli kimia enviromental, bahan bakar biomassa tidak menghasilkan gas karbondioksida yang melampaui (over) sehingga tidak menumpuk di atmosfer bumi.
Hemp merupakan penghasil biomassa per ekar (per acre) nomor satu di dunia. Pakar energi biomassa, Lynn Osburn, memperkirakan bahwa 1,5 hingga 3,5 juta ekar (acre) hemp dapat menggantikan semua kebutuhan bahan bakar fosil di Kanada.
Kertas Hemp / Pulp Hemp
Dari 75% hingga 90% semua kertas terbuat dari serat hemp sampai akhir tahun 1800-an. Departemen Pertanian AS (USDA bulletin 404) pada tahun 1916 menguraikan proses produksi kertas menggunakan bubur kertas (pulp) dan menunjukkan bahwa hemp dapat menggantikan 40% hingga 70% semua bubur kertas yang terbuat dari pohon, termasuk kotak karton lipat dan kantong kertas.
Satu ekar hemp (0,4 hektar) menghasilkan bubur kertas sebanding dengan 4,1 ekar (1,66 hektar) pohon dalam periode 20 tahun. Proses pembuatan kertas hemp tidak memerlukan pemutih klorin penghasil dioksin dan dapat di daur ulang sebanyak 7-8 kali, jika dibandingkan dengan kertas bubur kayu lebih banyak 3 kali.
Dengan memanfaatkan bubur kertas (pulp) hemp untuk pembuatan kertas, dapat menghasilkan kertas yang lebih kuat dan lebih ramah lingkungan. Selain itu, pulp hemp dapat digunakan sebagai bahan pembuatan plastik biodegradable (dapat di daur ulang) yang ramah lingkungan karena untuk mengurai plastik hemp hanya memakan waktu 3-6 bulan.
Bahan Pakaian / Hemp Cloth
Hemp menghasilkan serat lembut alami terkuat dan paling tahan lama. Sampai tahun 1820-an, sebanyak 80% dari semua tekstil dan kain untuk pakaian, kanvas, linen, dan tali-temali dibuat terutama dari hemp. Kain hemp lebih kuat, lebih tahan lama, lebih hangat, dan lebih menyerap daripada kapas.
Satu ekar tanah menghasilkan serat 2-3 kali lebih banyak dari kapas, sekitar 453,5 kilogram (1.000 pon) serat per ekar (1 ekar = 0,4 hektar) . Hemp yang ditanam di sebagian besar Kanada tidak memerlukan penggunaan herbisida, fungisida, atau insektisida.
Setengah dari semua pestisida pertanian yang digunakan di Amerika Utara digunakan pada tanaman kapas penghasil katun. Seperti yang diketahui, bahwa penggunaan pestisida merupakan salah satu faktor pencemaran lingkungan.
Selain itu, serat hemp organik dapat di daur ulang, tidak seperti serat sintesis berbasis minyak bumi seperti polyester, nilon, dan spandex.
Biji Hemp / Hempseed
Biji hemp mengandung minyak 34% lebih banyak dibandingkan dengan biji tanaman lainnya. Kualitas minyak biji hemp merupakan kualitas terbaik kedua setelah minyak ikan paus dan memiliki kemampuan pembakaran dan viskositas (kekentalan) yang sama tanpa polutan berbasis sulfur.
Setelah minyak biji hemp di ekstraksi, biji hemp yang sudah di ekstrak bahkan masih memiliki kandungan protein yang hampir mengimbangi kacang kedelai. Dan merupakan sumber nutrisi yang sangat baik untuk hewan ternak atau manusia. Bahkan di Indonesia, biji hemp dimanfaatkan untuk pakan ternak burung, disebut fumayin.
Konklusi
Selain manfaat hemp bagi lingkungan, hemp juga dapat menghasilkan berbagai bahan produksi yang memiliki kualitas yang baik , seperti dalam bahan bakar biomassa, serat yang kuat, dan biji hemp yang memiliki segudang manfaat kesehatan yang dibutuhkan mahkluk hidup.
“You must unite behind the science. You must take action. You must do the impossible. Because giving up can never ever be an option.”
“Kalian harus mempercayai sains. Kalian harus bertindak. Kalian harus melakukan hal yang mustahil. Sebab, menyerah tidak akan pernah bisa menjadi pilihan”, begitulah arti kalimat dari Greta Thunberg saat di Kongres AS, Washington DC, 17 Desember 2019.
– Manfaat Hemp Bagi Lingkungan
Referensi: -What Would Happen If We Burned All The Fossil Fuels On Earth?, Mary Beth Griggs. -Ecological Agriculture Projects, McGill University 1996 (Macdonald Campus)