Baca Ganja – Penelitian dunia menemukan bahwa senyawa ganja dapat menangkal COVID-19, yang membuat masyarakat mulai muak dan jenuh. Peneliti menemukan cara senyawa ganja menangkal virus corona secara efektif.
Mungkin ini saatnya untuk para dokter, profesor, dan pemerintah Indonesia bekerjasama melakukan riset terhadap ganja untuk menyudahi keresahan masyarakat Indonesia akibat COVID-19.
Sudah ada temuan penelitian dunia bahwa cannabinoid (sebutan untuk senyawa ganja) dapat menangkal COVID-19. Caranya akan dijelaskan dalam artikel ini.
Semoga bukan hanya masyarakat yang membaca, tapi juga dokter dan profesor yang seharusnya lebih berani membuka wawasan dunia.
Darimana Virus Corona Masuk ke Tubuh?
Pertama kita harus mengetahui dahulu darimana virus ini masuk ke tubuh manusia. Menurut situs resmi Fakultas Farmasi UGM (Universitas Gadjah Mada), virus SARS-CoV2 memasuki sel yang diinfeksinya melalui reseptor di permukaan sel yang disebut Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2).
Reseptor ACE2 ini menempel pada permukaan luar sel-sel organ seperti paru-paru, jantung, ginjal, dan usus. Ada penemuan bahwa virus corona dapat mengenali reseptor ACE2 secara efisien dan menyebabkan besarnya potensi menular dari manusia ke manusia.
Hal ini menjelaskan mengapa gejala COVID-19 terjadi pada saluran napas dan paru-paru yang menjadi organ yang paling rentan terdampak virus. Diketahui juga bahwa protein ACE2 juga terekspresi tinggi pada sel-sel epithelial usus, yang berfungsi sebagai co-receptor bagi masuknya nutrient ke dalam usus, terutama adalah asam amino dari makanan. Hal ini juga menjelaskan gejala COVID-19 juga terjadi di saluran cerna.
Jadi intinya virus corona (SARS-CoV2) penyebab COVID-19 menyerang saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Lalu apa bahayanya COVID-19 ini?
COVID-19 ini sebenarnya tidak berbahaya, sekali lagi tidak berbahaya! Tapi respon imun manusia yang melawan COVID-19 ini yang menyebabkan bahaya serius.
Badai Sitokin Akibat Respon Imun Berlebihan terhadap COVID-19
Diketahui bahwa manusia memiliki sistem imun (kekebalan tubuh) untuk mencegah atau melawan benda asing seperti virus dan bakteri masuk dalam tubuh manusia. Tapi, jika sistem imun memberikan respon yang berlebihan, justru itu akan berbahaya bagi tubuhnya sendiri.
Sudah pasti virus yang menyerang manusia akan mereplikasi dirinya, sehingga virus akan terus beranak-cucu didalam tubuh yang dijangkitnya. Maka dari itu, sistem imun manusia pun terus merespon dengan melawan virus tersebut.
Perlawan sistem imun terhadap virus ini contohnya seperti lendir ingus saat dijangkit oleh flu, cairan ingus itulah yang merupakan respon sistem imun manusia sebenarnya. Tapi sayangnya COVID-19 ini bukan virus flu biasa, karena dia menyerang saluran napas dan saluran pencernaan (dimana reseptor ACE2 berada).
Akibatnya, sistem imun akan memenuhi saluran pernapasan dan saluran cerna untuk melawan COVID-19 yang ada di reseptor ACE2 ini. Respon perlawanan sistem imun yang berlebihan justru akan menyebabkan penyakit berbahaya seperti pneumonia, atau paru-paru basah.
Sistem imun yang membanjiri area sistem pernapasan maupun pencernaan ini disebut badai sitokin, dimana cairan lendir sejenis ingus mengisi paru-paru sebagai respon imun yang dapat menjadi penyakit yang mematikan.
Inilah salah satu alasan mengapa pasien yang meninggal dunia akibat COVID-19 kebanyakan menderita pneumonia (paru-paru basah) ataupun mengalami gejala lain seperti gangguan saluran pencernaan (sakit perut).
Cara Senyawa Ganja Menangkal Virus Corona
Mungkin kita bisa sedikit tenang, karena penelitian dunia menemukan cara untuk menangkal virus corona, bukan dengan vaksin! melainkan dengan senyawa cannabinoid ganja (THC dan CBD) dan terpen ganja — seperti kandungan getah pada permukaan daun ganja.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam situs Preprints menunjukkan bahwa ekstrak cannabinoid ganja, tetrahydrocannabinol (THC) atau cannabidiol (CBD) dapat mengurangi penyebaran virus corona diantara manusia. Senyawa cannabinoid ganja dianggap menurunkan produksi beberapa protein yang digunakan virus corona untuk menginfeksi.
Penelitian yang dilakukan dibawah lisensi Kesehatan Kanada, studi ini menemukan bahwa cannabinoid dapat mengurangi produksi Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2) dan protein serine protease TMPRSS2.
Walaupun penelitian yang diulas dalam situs Preprints belum ditelusuri lebih dalam, tapi perlu diperlukan banyak uji klinis untuk menemukan cannabinoid (atau terpen) mana yang mempengaruhi protein target dan seberapa efektif mereka sebagai terapi tambahan.
Sebuah studi baru dari University of Lethbridge lebih lanjut menyamakan gagasan ganja sebagai obat virus corona. Para peneliti menemukan bahwa beberapa spesies ganja seperti cannabis sativa dengan senyawa CBD yang tinggi menghambat aktivitas virus corona (mungkin juga virus lainnya karena sifat anti-viral pada CBD).
Para peneliti menyuntikkan berbagai ekstrak ganja spesies cannabis sativa ke jaringan sintesis manusia yang mengandung reseptor ACE2. Beberapa jenis ganja menurunkan aktivitas reseptor virus hingga 73% yang berarti seseorang mengurangi resiko infeksi virus.
Penelitian tambahan di Israel menunjukkan hasil yang penuh harapan. Penelitian sebelumnya pada virus SARS pada tahun 2002 menunjukkan bahwa terpen (getah) pada tanaman ganja memiliki efek anti-virus.
Bidang dalam riset penelitian ganja, CannaSoul Analytics sedang mengerjakan formulasi ganja yang dimana efek medisnya bisa didapatkan langsung melalui inhalasi. Studi ini akan menguji apakah obat tersebut dapat menurunkan respon imun tanpa menekan imun, dan bagaimana efeknya terhadap reseptor ACE2.
Sebenarnya bukan hanya sumber referensi diatas yang menyatakan bahwa senyawa ganja dapat menangkal virus corona. Sebelumnya sudah ada artikel cara senyawa ganja menangkal virus corona (klik disini). Dan juga ada profesor Aceh meyakini senyawa ganja bisa menangkal COVID-19 (klik disini).
Belajar dari Peradaban Kuno Memanfaatkan Ganja Medis
Tentang virus corona yang menyerang saluran pencernaan. Sebenarnya di Zaman Mesir Kuno sudah ada tulisan atau manuskrip yang menulis mengenai ganja sebagai obat untuk melancarkan pencernaan. Bisa baca disini sejarah lengkapnya.
Seharusnya para dokter, profesor, dan pemerintah Indonesia sudah harus melangkahkan kakinya untuk segera melakukan riset tentang ganja. Mau sampai kapan masyarakat Indonesia resah dan muak dengan wabah COVID-19 ini?
Banyak masyarakat Indonesia kelaparan menahan perut akibat tidak berputarnya ekonomi dalam negara, yang seharusnya ahli medis atau dokter Indonesia dapat memberikan ide-ide atau gagasan yang bisa memberikan harapan bagi masyarakat Indonesia.
Jangan hanya menunggu vaksin dari luar, ataupun melakukan riset vaksin dengan senyawa kimia yang itu-itu saja. Coba lakukan riset terhadap tanaman ganja, mungkin jawaban yang diharapkan seluruh masyarakat Indonesia ataupun para petugas medis ada disana. Semua demi kesejahteraan hidup bangsa Indonesia.
Referensi: -farmasi.ugm.ac.id/id/mengenal-reseptor-ace2-pintu-masuk-virus-covid-19 -preprints.org/manuscript/202004.0315/v1