Gejala PTSD Berkurang pada Pengguna Ganja Medis Jangka Panjang

Baca Ganja – Studi penelitian menemukan orang dengan gejala PTSD yang menggunakan ganja medis mengalami penurunan gejala dan mengurangi hubungan antara PTSD dengan keadaan depresi dan perencanaan bunuh diri (suicidal states).

gejala ptsd berkurang pada pengguna ganja

PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan, sehingga membuat penderitanya teringat pada kejadian traumatis, seperti: perang, kecelakaan, bencana alam, kekerasan fisik, dan pelecehan seksual.

Gejala PTSD

Gejala PTSD muncul setelah seseorang mengalami peristiwa yang membuatnya trauma. Waktu kemunculannya bisa beberapa bulan atau beberapa tahun setelah kejadian traumatis tersebut. Beberapa gejala yang menunjukkan seseorang mengalami PTSD adalah:

Ingatan pada peristiwa traumatis. Penderita PTSD sering kali teringat pada peristiwa yang membuat trauma. Bahkan, merasa seakan mengulang kembali kejadian tersebut. Ingatan terhadap peristiwa traumatis tersebut juga sering kali hadir dalam mimpi buruk, sehingga penderita tertekan secara emosional.

Kecenderungan untuk mengelak. Penderita PTSD enggan memikirkan atau membicarakan peristiwa yang membuatnya trauma. Hal ini ditunjukkan dengan menghindari tempat, aktivitas, dan seseorang yang terkait dengan kejadian traumatis tersebut.

Pemikiran dan perasaan negatif. Penderita PTSD cenderung menyalahkan dirinya atau orang lain. Selain itu, penderita juga kehilangan minat pada aktivitas yang dulu disukainya dan merasa putus asa. Penderita juga lebih suka menyendiri dan sulit menjalin hubungan dengan orang lain.

Perubahan perilaku dan emosi. Penderita PTSD sering kali mudah takut atau marah meski tidak dipicu oleh ingatan pada peristiwa traumatis. Perubahan perilaku ini juga sering membahayakan dirinya atau orang lain. Penderita juga sulit tidur dan berkonsentrasi.

Penggunaan Ganja Jangka Panjang Mengurangi Gejala PTSD

Sebuah studi penelitian yang dipublikasi bulan Desember 2020, menemukan bahwa pasien penderita PTSD yang menggunakan ganja medis selama 1 tahun mengalami penurunan gejala yang lebih besar dan 2,57 kali lebih mungkin untuk tidak mengalami gejala PTSD daripada kelompok kontrol yang tidak menggunakan ganja medis.

Studi penelitian menyimpulkan bahwa ganja dapat berperan sebagai pengobatan alternatif untuk penderita PTSD, namun uji coba plasebo terkontrol secara acak diperlukan untuk menilai tingkat keamanan dan menentukan apakah persiapan pengobatan ganja yang berbeda berdampak pada PTSD dan fungsi medisnya.

Dikutip dari Forbes.com (22/12/20) yang mengurai studi tersebut, penelitian diikuti 150 peserta — dengan usia rata-rata 50,67 tahun dan 73% laki-laki — yang menderita PTSD. Pada awal penelitian, peneliti menilai kondisi peserta dan tingkat keparahan gejala mereka, yang selanjutnya dilakukan penilaian setiap tiga bulan sekali setelahnya.

Peserta yang menggunakan ganja dikonfirmasi melalui tes urine dan laporan studi mencatat bahwa sebagian besar dari 75 peserta pengguna ganja, menggunakan bunga ganja dengan kandungan THC yang tinggi. Studi penelitian ini semakin menambah literatur ilmiah yang berkembang untuk mendukung peran ganja sebagai terapi pengobatan PTSD.

Penggunaan Ganja Secara Langsung Mengurangi Sindrom PTSD

Studi lainnya oleh para peneliti Washington State University (September 2020) yang diikuti 400 pasien PTSD menemukan penggunaan ganja secara langsung mengurangi gejala PTSD, termasuk mengurangi perasaan mudah tersinggung (irritability) sebanyak 67%, mengurangi kembalinya pikiran tentang peristiwa traumatis sekitar 62%, mengurangi kecemasan 57%, dan kilas-balik (flashback) sebanyak 51%.

Baca juga: Ganja mengurangi gejala OCD dalam jangka pendek

Ganja Berkontribusi Mengurangi Hubungan antara PTSD dengan Depresi dan Bunuh Diri

Penelitian yang diterbitkan Journal of Psychopharmacology (November 2019) menunjukkan bahwa penggunaan ganja berkontribusi mengurangi hubungan antara PTSD atau gangguan stres pascatrauma dengan keadan depresi dan perencanaan tindakan bunuh diri (suicidal states).

Penelitian ini menggunakan data dari Komunitas Survei Kesehatan Kanada 2012 tentang kesehatan mental yang melibatkan 24.089 orang berusia 15 tahun keatas. Dari jumlah tersebut, terdapat 420 peserta yang didiagnosis menderita PTSD.

Peserta penderita PTSD yang tidak menggunakan ganja dilaporkan sekitar 7 kali lebih mungkin mengalami depresi dan 4,7 kali lebih mungkin untuk berpikir tentang bunuh diri dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki gejala PTSD atau yang menggunakan ganja.

Gejala PTSD Berkurang 70% dari Laporan Pasien Ganja Medis di Minnesota

Sebuah studi dari Departemen Kesehatan Minnesota pada tahun 2019 menemukan, bahwa lebih dari 70% pasien ganja medis yang terdaftar dalam program negara bagian untuk PTSD melaporkan penurunan gejala PTSD. Dilansir dari Star Tribune (18/07/19), survei penelitian menemukan pengurangan gejala yang sangat ‘bermakna secara klinis’.

Pada tahun 2017, negara bagian AS itu memutuskan untuk menambah PTSD sebagai kondisi yang dikualifikasi untuk menggunakan ganja medis. PTSD merupakan salah satu dari 14 kondisi medis yang membuat penduduk Minnesota memenuhi syarat untuk menerima pengobatan ganja medis dalam bentuk pil atau minyak.

Salah satu peserta studi penelitian yang menderita PTSD mengatakan, “tidur lebih nyenyak, nafsu makan lebih baik, dan perasaan marah berkurang,” setelah menggunakan ganja. Dr. Tom Anerson yang merupakan manajer penelitian program ganja medis di Minnesota juga berpendapat bahwa, “lebih banyak yang bersedia untuk berpartisipasi dalam terapi psikologis, atau merasa bahwa terapi ganja medis lebih efektif bagi mereka.”

Tinggalkan komentar

Sharing is caring