Ibnu Sina Menulis Manfaat Ganja

Baca Ganja – Ibnu Sina atau di dunia Barat dikenal sebagai Avicenna adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter ternama di Zaman Kejayaan Islam. Diketahui Ibnu Sina menulis manfaat ganja dalam bukunya yang terkenal.

Ibnu sina menulis manfaat ganja
Gambar ilustrasi Ibnu Sina. Seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter kelahiran Persia (saat ini Iran).

Ganja, sebutan untuk tanaman yang bisa buat high ini, penuh dengan kontroversi. Walaupun dalam ilmu pengetahuan, ganja sudah terbukti memiliki manfaat medis, tapi kelihatannya penemuan ilmiah tersebut tetap dibantah kuat oleh pemerintahan Indonesia saat ini.

Sebenarnya bukan kali ini saja ganja mengejutkan kita dengan manfaat medisnya, manfaat medis ganja sudah pernah tertulis oleh dokter jaman dulu, sekitar awal tahun milenium atau awal tahun 1000 M.

Ganja tercatat dalam catatan medis seorang dokter, bernama Ibnu Sina, yang diakui sebagai salah satu ‘Bapak Kedokteran Modern’. Beliau merupakan penulis yang banyak menghasilkan karya besar tentang filosofi dan kedokteran. Ibnu Sina menciptakan karyanya selama Zaman Kejayaan Islam (800 M – 1258).

Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سينا Abu Ali Sina, Arab : أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا). Ibnu Sina lahir pada tahun 980 M di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan dan meninggal bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).

Beliau merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dokter, dan penulis aktif yang lahir di zaman keemasan Peradaban Islam. Pada jaman tersebut ilmuwan-ilmuwan muslim banyak menerjemahkan teks ilmu pengetahuan dari Yunani, Persia, dan India.

Teks Yunani dari zaman Plato hingga zaman Aristoteles secara intensif banyak diterjemahkan dan dikembangkan lebih maju oleh para ilmuwan Islam. Lalu apa saja ilmu filsafat dan kedokteran yang disumbangkan beliau ?

Baca juga: Sejarah ganja dalam dunia Islam

Filsafat Ibnu Sina

Ibnu Sina banyak menulis tentang filsafat Islam awal, terutama mata pelajaran logika, etika, dan metafisika, termasuk ringkasan yang disebut Logika dan Metafisika. Sebagian besar karyanya ditulis dalam bahasa Arab dan beberapa diterjemahkan ke dalam bahasa Persia.

Pengetahuan dan teori Ibnu Sina dalam ilmu psikologi mempengaruhi tokoh teolog — ilmu yang mempelajari ketuhanan — seperti William dari Auvergne dan Albertus Magnus, sedangkan ilmu metafisikanya mempengaruhi Thomas Aquinas, seorang teolog dan imam Katolik.

Ibnu Sina adalah seorang Muslim yang taat dan berusaha mendamaikan filsafat rasional dengan teologi Islam. Tujuannya adalah untuk membuktikan keberadaan Tuhan dan ciptaan-Nya atas dunia secara ilmiah dan melalui akal dan logika.

Pandangannya tentang teologi Islam (dan filsafat) sangat berpengaruh, membentuk bagian inti dari kurikulum di sekolah-sekolah agama Islam hingga abad ke-19.

Beliau menulis sejumlah ringkasan singkat tentang teologi Islam. Ini termasuk ringkasan tentang para nabi (yang ia pandang sebagai “filsuf yang diilhami”), dan juga pada berbagai interpretasi ilmiah dan filosofis Alquran, seperti bagaimana kosmologi Alquran bersesuaian dengan sistem filsafatnya sendiri.

Secara umum ringkasan-ringkasan ini menghubungkan tulisan-tulisan filosofisnya dengan ide-ide keagamaan Islam; misalnya mengenai raga setelah kematian.

Ibnu Sina menghafal Quran pada usia sepuluh tahun, ketika ia dewasa, ia menulis lima ringkasan yang mengomentari surat-surat dari Al-Quran. Salah satu dari teks-teks ini termasuk Bukti Nubuat, di mana ia berkomentar tentang beberapa ayat Al-Quran dan menjunjung tinggi Al-Quran.

Ibnu Sina berpendapat bahwa para nabi Islam harus dianggap lebih tinggi daripada para filsuf. Sejarawan George Saton menyebut Ibnu Sina sebagai “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat dan waktu”.

Ibnu Sina Menulis Manfaat Ganja dalam Canon of Medicine

ibnu sina menulis manfaat ganja
Qanun Kedokteran karya Ibnu Sina yang telah diterjemahkan dalam bahasa Latin.

Karya Ibnu Sina yang paling terkenal adalah Canon of Medicine atau disebut Qanun Kedokteran, digunakan sebagai rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. Bahkan karyanya tersebut menjadi teks standar di banyak universitas abad pertengahan dan tetap digunakan hingga abad ke-18.

Qanun Kedokteran tercatat pernah diterbitkan sebanyak 15 kali dalam bahasa Latin dan satu kali dalam bahasa Ibrani. Ibnu Sina mengarang buku tersebut ditengah-tengah kesibukannya sebagai dokter dan beliau menyelesaikan Qanun Kedokteran pada tahun 1025. Karyanya masih digunakan dalam pengobatan Unani, sebuah pengobatan tradisional yang dipraktikkan di India.

Ibnu Sina tidak hanya mengulangi apa yang telah ditulis oleh Galen dan Disocorides yang merupakan dokter Yunani Kuno, tapi beliau juga membuat tambahan yang cukup luas yang berasal dari ciptaannya sendiri. Bahkan, beliau juga banyak mempelajari obat herbal selain yang digunakan oleh kebudayaan Barat seperti Arab, Cina, India, dan Persia.

Baca juga: Pengetahuan ganja medis Yunani Kuno yang mendunia

Dalam Qanun Kedokteran yang ia tulis, terdapat penjelasan tentang ganja medis. Ibnu Sina mengkhususkan seluruh bagian karyanya dalam pengobatan langsung terhadap ganja.

Seperti yang dilansir dari situs resmi American University of Beirut:

Qanun Kedokteran – Jilid II

sejarah ganja dalam dunia islamDalam Qanun Kedokteran Jilid II, halaman 248, terdapat penyebutan Cannabis Sativa yang membahas tentang biji ganja, infeksi telinga, ruam kulit, peradangan, dan lainnya. Selain itu, tertulis juga peringatan mengenai penggunan daun ganja yang berlebihan.

Qanun Kedokteran – Jilid IV

karya tulis ibnu sina tentang ganja medis

Adapun juga Ibnu Sina mencatat manfaat akar rebusan ganja, yaitu “kompres dengan akar rebusan ganja menurunkan demam”, selain itu juga tertulis, “kompres dengan akar rebusan ganja… mengatasi indurasi (kulit yang menonjol), jika diterapkan pada tumor panas dan bagian yang mengeras pada bagian tubuh”.

Dalam situs resminya, American University of Beirut menjelaskan bahwa Ibnu Sina menggunakan bahasa Arab klasik atau kuno dalam menulis karyanya, sehingga menyulitkan untuk memahami sepenuhnya arti tersebut.


Referensi:
-Wikipedia,Ibnu Sina
-antiquecannabisbook.com/chap2B/Arab/Avicennia.htm
-"The Internet Encyclopedia of Philosophy, Avicenna (Ibn Sina) (c. 980–1037)"
-Lenn Evan Goodman (2003), Islamic Humanism, pp. 8–9, Oxford University Press
-James W. Morris (1992), "The Philosopher-Prophet in Avicenna's Political Philosophy", in C. Butterworth (ed.), The Political Aspects of Islamic Philosophy, Chapter 4, Cambridge Harvard University Press, pp. 152–198 [p. 156].
-Jules Janssens (2004), "Avicenna and the Qur'an: A Survey of his Qur'anic commentaries", MIDEO 25, p. 177–192.
-Avicenna: The Prince of Physicians and A Giant in Pharmacology The Journal Of Islamic Medical association Of North America" Volume 26, Pages 78-81, 1995. 

Tinggalkan komentar

Sharing is caring