Baca Ganja – Keunggulan tanaman hemp di bidang pertanian tidak hanya terbatas pada hasil produknya, tetapi juga potensinya untuk meningkatkan kesehatan tanah. Berikut ini adalah tinjauan resmi Departemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan AS tentang cara meningkatkan kesehatan tanah menggunakan hemp.
Rotasi Tanam (Crop Rotation)
Merupakan sistem budidaya tanaman dengan cara menanam lebih dari satu jenis tanaman yang berbeda dalam waktu yang tidak bersamaan. Rotasi tanaman sangat penting untuk mengganggu siklus hama, memelihara dan meningkatkan kesehatan tanah (meningkatkan karbon organik dan kandungan bahan organik tanah), serta disversifikasi tanaman (penganekaragaman jenis tanaman untuk menghindari ketergantungan pada satu tanaman).
Hemp dapat menghasilkan 25 ton/hektar biomassa di atas permukaan tanah dan sejumlah besar biomassa akar yang dapat disebar lebih dalam di dalam tanah dibandingkan tanaman jagung atau gandum. Lebih dari 2/3 komponen organik ditambah kembali ke tanah selama proses pemisahan serat (retting) di lapangan, dan meningkatkan porositas serta kegemburan tanah.
Tanaman hemp juga berakar dalam (deep-rooted) dan terbukti mempengaruhi struktur tanah. Akar tunggangnya menembus jauh ke dalam tanah dengan mengaerasi tanah (memperlancar pergerakan atau pertukaran udara dalam tanah) sekaligus membangun agregat tanah dan mencegah erosi.
Meningkatkan hasil produksi
Dalam penelitian tanaman hemp yang ditanam secara monokultur dan berotasi (bergiliran) dengan gandum, peneliti mengevaluasi bahwa hemp dapat ditanam selama beberapa tahun pada budidaya monokultur konvensional tanpa penurunan hasil. Hemp meningkatkan hasil gandum dalam dua dari tiga musim tanam, dan peneliti menyimpulkan bahwa hemp berpotensi besar sebagai pendahulu gandum dalam kondisi tadah hujan di Mediterania.
Studi lain melaporkan peningkatan hasil gandum sebesar 10%-20% setelah diikuti dengan budidaya hemp. Penelitian yang lebih baru dimana kedelai ditanam secara monokultur menunjukkan bahwa hemp yang dibudidaya sebelumnya memiliki efek positif pada pertumbuhan tanaman kedelai.
Efektif mengurangi gulma
Tanaman hemp telah dilaporkan dapat menurunkan populasi nematoda dan jamur patogen dalam tanah, dan hemp dinyatakan memiliki potensi untuk ditanam tanpa menggunakan pestisida, herbisida, atau fungisida. Tiga patogen tanah (jamur Verticillium dahlia, nematoda bengkak akar Meloidogyne, dan Meloidogyne hapla) ditekan oleh hemp dan disimpulkan bahwa memasukkan hemp dalam sistem rotasi tanam dapat meningkatkan kesehatan tanah.
Hemp yang memiliki kepadatan tanam yang tinggi, kemampuan menutup permukaan tanah yang cepat, dan pertumbuhannya yang cepat (terutama dikenal karena hasil seratnya), membuatnya sangat kompetitif melawan gulma. Ini membuat hemp secara potensial menjadi salah satu manfaat bagi agronomi dan lingkungan paling baik dalam pembudidayaan secara berotasi dengan tanaman lain.
Studi eksperimental juga menunjukkan bahwa hemp mampu menekan gulma secara efektif tanpa menggunakan herbisida, kecuali di tempat yang kepadatan tanamannya relatif rendah, antara 10 dan 30 tanaman per m2.
Amandemen Organik (Organic Amendments)
Amandemen organik adalah amandemen yang berasal dari bahan biologis, seperti kotoran hewan dan kompos yang diidentifikasi sebagai pembenah tanah karena dampaknya yang sangat besar terhadap peningkatan kesehatan tanah. Kandungan nutrisi kotoran hewan bervariasi tergantung pada faktor-faktor yang berbeda seperti sumber dan jenis pakan, umur hewan, teknik penanganan dan penyimpanan, suhu, dan kadar air.
Amandemen organik kaya akan nutrisi yang penting untuk kebutuhan nutrisi tanaman, seperti N (nitrogen), yang merupakan salah satu nutrisi penting yang diperlukan untuk budidaya tanaman. Nitrogen juga menambahkan karbon ke tanah dan meningkatkan keanekaragaman hayati tanah. Amandemen organik juga membantu mengurangi limpasan nutrisi dan pencucian nitrat di tanah.
Meski berbagai manfaat lingkungan dapat diperoleh dari aplikasi pupuk kandang, namun manfaat ini hanya optimal bila diterapkan pada waktu yang tepat dan pada jumlah serta teknik yang tepat. Pengelolaan kotoran yang tidak tepat dapat berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca.
Amandemen organik tersedia dalam berbagai jenis dan dapat digunakan tergantung pada lokasi dan ketersediaan. Jenis kotoran yang biasa digunakan dalam produksi hemp adalah kotoran kuda, sapi, dan ayam. Penelitian melaporkan bahwa hemp secara alami beradaptasi agar dapat menggunakan kotoran mamalia (misal: kotoran kuda) sebagai pupuk, dan secara efisien juga dapat menggunakan stok kotoran ternak.
Pengomposan pupuk kandang merupakan proses yang dianjurkan karena dapat meningkatkan kualitas pupuk kandang dan dilaporkan dapat memperbaiki kesehatan tanah. Kotoran ayam, kuda, dan sapi disarankan untuk melewati proses pengomposan sebelum digunakan agar mengurangi kemungkinan patogen. Kandungan yang dilaporkan sekitar 1-2% N (nitrogen) dan 1-3% K (kalium), tetapi jumlahnya mungkin berbeda tergantung pada jenis kotoran hewan yang digunakan.
Mulsa
Sumber lain dari amandemen organik adalah penerapan mulsa dalam budidaya hemp. Contoh mulsa organik yang memiliki banyak manfaat adalah, daun cincang, jerami, potongan rumput, kompos, serpihan kayu, kulit kayu parut, serbuk gergaji, jarum pinus, dll.
Mulsa dimaksudkan untuk:
- Meredam fluktuasi suhu tanah
- Memperbaiki struktur tanah dengan memfasilitasi masuknya air dan oksigen
- Menyediakan habitat yang kondusif bagi organisme tanah yang bermanfaat, misalnya cacing tanah
- Mengurangi patogen yang terdapat dalam tanah
- Meminimalkan limpasan permukaan, mencegah erosi, dan mengurangi kemunculan benih gulma
Pada tanaman hemp yang dimanfaatkan seratnya, sebagian besar daun hemp dikembalikan ke tanah sehingga berfungsi sebagai mulsa. Dengan demikian dapat menjaga kelembapan tanah dan meningkatkan keanekaragaman mikroba di dalam tanah.
Selanjutnya, bila proses retting (pemisahan serat) dilakukan di lapangan, batangnya yang tertinggal juga berfungsi sebagai mulsa untuk tanah. Banyak dari sisa nutrisi dari batang kemudian dikembalikan ke tanah, membuat nutrisi tersedia untuk tanaman berikutnya.
Baca juga: CBD menjaga kualitas dan memperpanjang umur simpan buah stroberi
Tanaman Penutup Tanah (Cover Crop)
Merupakan tanaman yang khusus ditanam untuk kepentingan ekologi tanah daripada hasil panen, misalnya untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah.
Tanaman penutup biasanya berupa rumput atau kacang-kacangan dan kebanyakan ditanam di musim dingin sebelum panen raya musim panas. Menggabungkan tanaman penutup tanah jenis polongan — yang memiliki kemampuan pengikat N (nitrogen) biologis — juga berpotensi menyediakan kebutuhan N (nitrogen) tambahan untuk tanaman utama dalam sistem tanam.
Tanaman penutup juga memberikan manfaat ekologis pada tanah dengan menekan gulma dan patogen hama, mengendalikan erosi tanah, membantu membangun dan meningkatkan kesuburan tanah, dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
Hemp adalah tanaman tahunan yang cocok untuk rotasi tanaman, dan dengan demikian, meningkatkan kesehatan tanah dengan mengurangi kebutuhan herbisida sintesis.
Sebuah laporan penelitian berpendapat bahwa menggunakan tanaman penutup tanah yang memiliki sifat mengikat N (nitrogen), seperti: semanggi manis, kacang polong, dll., dapat melengkapi kebutuhan N (nitrogen) untuk hemp di akhir musim. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa memasukkan hemp dalam rotasi tanaman memiliki efek alelopati, sehingga mengurangi nematoda hama.
Oleh karena itu, hemp dapat berfungsi sebagai nematisida untuk tanaman tertentu, misalnya: kentang, jagung, kacang polong, dll, yang rentan terhadap hama nematoda. Residu hemp tertentu juga cocok untuk digunakan sebagai insektisida nabati.
Referensi: