Pengetahuan Ganja Medis Yunani Kuno yang Mendunia

Baca Ganja – Peradaban Yunani Kuno dikenal sebagai awal lahirnya ilmu filosofi dan penghasil pemikir dan filsuf hebat seperti Sokrates, Plato, dan Aristoteles. Selain filosofi, juga ada ilmu kedokteran dan pengetahuan ganja medis yang mendunia.

Pengetahuan ganja medis
De Materia Medica dalam teks Latin.

Awal lahirnya filosofi di Yunani dipelopori oleh Socrates (470-399 SM), dan awal ilmu kedokteran dipelopori oleh Hippokrates (460-370 SM). Diyakini bahwa ilmu-ilmu tersebut menjadi letak dasar bagi Peradaban Barat.

Mungkin kontribusi bangsa Yunani yang paling terkenal dalam dunia kedokteran adalah “Sumpah Hippokrates” yang masih dipegang para dokter-dokter yang saat ini disebut “Sumpah Dokter”.

Sedangkan dalam pengetahuan tanaman obat-obatan (termasuk ganja) di Yunani Kuno, terjadi pada saat masuknya Kekaisaran Romawi menduduki wilayah Yunani di sekitar tahun 27 SM – 1453 M, yang disebut Zaman Yunani-Romawi Kuno.

Sebelum dilanjutkan, perlu diketahui sebenarnya catatan tentang ganja dalam Peradaban Yunani Kuno sudah lama ditulis oleh Herodotus sekitar tahun 450-420 SM. Namun saat itu Herodotus hanya menulis penggunaan ganja oleh Bangsa Scythian (baca selengkapnya disini).

Sejarah Pengetahuan Ganja Medis Yunani Kuno

Dioscorides dan Bukunya De Materia Medica

pengetahuan ganja medis Yunani Kuno
De Materia Medica terjemahan Inggris.

Disaat Kekaisaran Romawi menduduki Yunani, ada seorang dokter Yunani Kuno bernama Pedianus Dioscorides (40-90 M) yang juga ahli farmakologi, dan ahli botani yang bekerja sebagai dokter di Zaman Yunani-Romawi Kuno.

Dioscorides banyak mencatat mengenai tanaman obat-obatan dan ditulis dalam buku yang berjudul De Materia Medica yang memiliki 5 volume yang ditulisnya diantara tahun 50-70 M.

Dalam bukunya, ia banyak mendokumentasikan pengetahuan pengobatan Romawi, yang berisi sektiar 600 tanaman medis (termasuk ganja), serta menuliskan lebih dari 900 solusi untuk berbagai masalah kesehatan.

Buku De Materia Medica bahkan digunakan sebagai panduan obat-obatan (farmakope) di seluruh Eropa sampai pertengahan abad ke-16. Bukunya banyak diterjemahkan dalam berbagai bahasa, termasuk Latin, Italia, Prancis, Spanyol, Inggris, Arab, dll.

Bahkan dokter dan filsuf ternama di Zaman Kejayaan Islam, Ibnu Sina, juga dipengaruhi dengan ilmu tanaman obat (termasuk ganja) dari buku De Materia Medica milik Dioscorides. Baca lebih lengkap Ibnu Sina menulis ganja medis disini.

Isi Buku De Materia Medica

Pengetahuan Ganja Medis Arab
De Materia Medica dalam aksara Arab.

Dalam volume III, Dioscorides menulis:

“Kanabis adalah tanaman yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk memutar tali yang sangat kuat, memiliki daun seperti daun Ash, aroma yang buruk, bertangkai panjang, berbiji bundar, yang jika dimakan mengurangi aktivitas seksual, tapi jika dijus pada saat masih hijau itu baik untuk sakit telinga.”

Penggunan ganja medis lainnya yang dicatat dalam buku De Materia Medica antara lain;

– “Sebuah tapal yang terbuat dari akar yang direbus, untuk mengobati peradangan dan penyakit yang saat ini disebut gout (jenis radang sendi), serta ‘memutar urat-urat’.”

– “Menggunakan akar ganja mentah yang belum dimasak untuk menghilangkan luka bakar.”

– “Pengurangan gas dalam perut dan mencegah gas, bahkan ketika mengkonsumsi makanan yang diketahui menyebabkan gas.”

Claudius Galen dan Ganja Medis (129-210 M)

Galen adalah seorang dokter asal Yunani yang terkenal diantara semua dokter Romawi di jamannya. Ia bekerja sebagai dokter di sekolah gladiator selama 3-4 tahun dan banyak belajar mengenai perawatan dan penyembuhan trauma maupun luka.

Ia mengikuti banyak pemikiran dan pengetahuan Dioscorides tentang penggunaan ganja sebagai obat, dan sering kali meresepkannya kepada pasiennya.

Sejarah ganja medis Yunani
Teks De Simplicium Medica.

Dalam karya tulisnya berjudul, De Simplicium Medica: Temperamentis ac Facultatibus, tertulis;

“Buah kanabis tidak menghasilkan gas dan sangat kering… Beberapa orang, membuat jus dari itu ketika tidak matang, menggunakannya melawan sakit telinga karena oklusi, seperti yang saya percaya.”

Dalam karya tulisnya yang berjudul, In De Alimentorum Facultatibus, tertulis;

“Biji ganja digunakan untuk membuat semacam kehangatan dan/atau diberikan kepada tamu pesta untuk mempromosikan kegembiraan dan kenikmatan.” Adapun terjemahan lain yang menambahkan, “Kue ganja, jika dimakan dalam jumlah sedang, menghasilkan perasaan well-being (kesegaran), tapi jika berlebihan, menyebabkan keracunan, dehidrasi, dan impotensi.”

Ganja Medis dalam Kedokteran Hewan

Dalam buku Berlin Hippiatrica, yang merupakan koleksi pengobatan untuk kuda, menyebutkan daun ganja dicincang diatas tapal yang terbuat dari cuka, pitch, mustar, sekam gandum, damar pinus panggang, dan lilin sebelum luka dibalut.”

Dalam buku Cambridge Hippiatrica, menyebutkan ganja berguna dalam mengobati kuda yang terinfeksi cacing pita.

Dalam kedua buku Berlin Hippiatrica dan Cambridge Hippiatrica, merekomendasikan untuk menggunakan salep yang terbuat dari abu ganja, madu, dan urin tua untuk perawatan sakit punggung dan luka pada kuda.

Teks-teks Yunani Kuno terkenal yang tercantum di atas jauh dari standar kedokteran modern. Namun, sifat penyembuhan tanaman di dalamnya, termasuk ganja, telah berfungsi sebagai letak dasar bagi praktisi kesehatan selama berabad-abad yang patut dihargai.


Referensi:
-Antique Cannabis Book, Dioscorides: The Greek Herbal
-Antique Cannabis Book, Greco-Roman Medicine
-James L. Butrica, The Medical Use of Cannabis Among the Greeks and Romans

Tinggalkan komentar

Sharing is caring