Baca Ganja – Penjelasan mengenai karakteristik kelenjar trikoma pada tumbuhan ganja serta kandungan senyawa metabolitnya; cannabinoid dan terpenoid.
Pada umumnya, kelenjar trikoma (glandular trichomes) merupakan bagian anatomi pada sebagian jenis tumbuhan yang fungsinya menghasilkan getah sebagai mekanisme pertahanan konstitutif terhadap serangan dari dunia luar; seperti hama, infeksi patogen yang menyebabkan penyakit, mengurangi gangguan hewan herbivora, atau dari paparan sinar matahari yang menghasilkan radiasi ultra-violet yang berlebihan. Hanya ada sekitar 30% jenis tumbuh-tumbuhan yang memilikinya, dan salah satunya adalah spesies cannabis atau dikenal sebagai ganja.
Cara kelenjar trikoma menghasilkan getah adalah dengan mensekresi sejumlah besar senyawa metabolit; khususnya senyawa terpenoid, kemudian juga flavonoid dan senyawa khas tertentu yang menjadi karakteristik beberapa jenis spesies tumbuhan. Kelenjar trikoma pada bunga ganja mengandung sejumlah besar jenis senyawa terpenoid yang juga dimiliki beberapa jenis tanaman lainnya; seperti beta-caryophyllene yang juga terdapat pada cengkeh, myrcene pada mangga, alpha-pinene pada kayu putih, humulene pada kemangi, limonene pada lemon, dan linalool yang terdapat pada lavender. Namun trikoma pada beberapa jenis tumbuhan menghasilkan senyawa khas tertentu, misalnya senyawa acylsugars yang hanya dihasilkan oleh turunan spesies tomat dan cannabinoid yang hanya dihasilkan oleh turunan spesies ganja.
Karakteristik Trikoma Ganja dan Kandungan Senyawa Metabolitnya
Kelenjar trikoma pada bagian bunga ganja mulai terbentuk selama proses transisi tahap pertumbuhan (vegetative stage) ke tahap awal pembungaan (flowering stage) sebagai bentuk pertahanan alamiah memasuki siklus reproduksi yang seiring waktu mengalami perubahan warna sekaligus menandakan usia dari tanamannya (seperti pada gambar di atas). Selain itu, warna dan kepekatan di seluruh trikoma yang terdapat pada bunga ganja tidak selalu sama.
Memasuki tahap awal pembungaan (FASE 1), trikoma pada bunga ganja masih berwarna bening dan mensekresi senyawa terpenoid namun tidak mengandung banyak cannabinoid. Kemudian (FASE 2), warna trikoma menjadi buram atau berawan (cloudy) yang juga menunjukkan kadar THCa yang sangat tinggi. Dan pada puncak kematangan usianya (FASE 3), trikoma menjadi sedikit lebih gelap berwarna amber sebagai tanda perubahan senyawa (degradasi) dari THCa menjadi CBN (cannabinol) yang cenderung memberi efek yang lebih sedatif dan kurang psikoaktif.
Karena seiring waktu siklus pembungaan ganja bukan hanya mempengaruhi warna trikoma, tapi juga kandungan cannabinoidnya akibat proses degradasi. Maka, warna trikoma pada bunga ganja sangat membantu untuk menentukan waktu panen yang tepat sesuai dengan efek yang diinginkan. Misalnya jika menginginkan efek yang kuat dan energik, maka waktu panen adalah pada tahap FASE 2. Dan jika menginginkan efek yang lebih tenang untuk mengobati insomnia, maka waktu panen harus menunggu trikoma berwarna amber seperti pada FASE 3. Cara terbaik melihat warna trikoma adalah dengan menggunakan kaca pembesar dengan daya pembesar (magnifikasi) 60 hingga 120 kali lipat
Dalam artikel berjudul ‘Bagian Tanaman Ganja dan Senyawa Metabolitnya‘, telah dijelaskan seluruh kandungan senyawa metabolit yang terdapat dalam tanaman ganja; mulai dari bagian bunga (termasuk trikoma), daun, batang, hingga akar ganja. Dan sub-judul berikutnya akan menambahkan sedikit penjelasan sebagai bahan pelengkap.
Asam Cannabinoid
Trikoma pada tanaman ganja yang masih hidup mengandung asam cannabinoid yang jika melalui proses pembakaran (dekarboksilasi) akan melepaskan sifat asam dari cannabinoid dan menghasilkan efek yang berbeda. Misalnya senyawa THCa (tetrahydrocannabinol acid) jika melalui proses dekarboksilasi akan berubah menjadi senyawa THC (tetrahydrocannabinol) yang menghasilkan efek psikoaktif, dan CBDa (cannabidiol acid) akan berubah menjadi CBD (cannabidiol) yang menghasilkan efek terapeutik berbeda sehubungan dengan perbedaan cara kerja mekanisme senyawanya di dalam tubuh.
Lalu apa saja jenis senyawa asam cannabinoid yang dihasilkan tanaman ganja?
Cannabigerol Acid (CBGa)
CBGa (cannabigerol acid) atau asam cannabigerol adalah senyawa cannabinoid pertama yang dihasilkan oleh trikoma ganja pada fase awal tahap pembungaan. Karena hal ini ia kerap disebut sebagai ‘mother of all canabinoids’ atau ‘ibu dari segala jenis cannabinoid’. Kemudian enzim tumbuhan menyintesis CBGa untuk menghasilkan THCa, CBDa, dan CBCa. Semakin putih warna trikoma atau berawan (cloudy), maka semakin tinggi kadar THCa atau CBDa yang terkandung dalam bunga ganja.
Penelitian menunjukkan senyawa CBGa memiliki manfaat medis seperti CBD karena bersifat sebagai antikonvulsan yang dapat menghambat kejang atau epilepsi. Selain itu CBGa juga memiliki efek penghambat yang paling kuat di antara jenis cannabinoid lainnya untuk menekan aktivitas TRPM7 yang memainkan peran penting terhadap penyakit seperti kanker, stroke, dan radang ginjal.
Asam Cannabinoid Lainnya
Penjelasan mengenai turunan asam cannabinoid ataupun cannabinoid lainnya; seperti THCa, THC, CBD, dan CBC (termasuk efek pengobatannya) telah dijelaskan dalam artikel berjudul, “Senyawa Baik Ganja Selain THC dan CBD“.
Terpenoid
Terpenoid adalah kelompok senyawa bergetah (disebut juga sebagai terpen) yang umumnya ditemukan pada jenis tumbuhan yang memiliki trikoma, termasuk juga pada bunga ganja yang mempengaruhi aroma khas dan rasa dari masing-masing genetiknya (atau populer di dunia pasar dengan sebutan ‘strain’).
Jenis Senyawa Terpen
Selain untuk melindungi tanaman dari serangan luar, kandungan senyawa terpen pada trikoma ganja juga diteliti memiliki beberapa manfaat terapeutik bagi manusia. Berikut ini adalah nama-nama kandungan senyawa utama terpen dan efek medisnya:
Nama | Efek Terapeutik |
Beta-caryophyllene | Pereda nyeri, depresi, anti-inflamasi, stimulan tulang, dan menghambat tumor |
Myrcene | Pereda nyeri, anti-inflamasi, sedatif (penenang), dan meregulasi gula darah |
Aplha-pinene | Meningkatkan fokus, bronkodilator (pernapasan), pereda nyeri, anti-inflamasi, dan menghambat tumor |
Humulene | Menekan nafsu makan, pereda nyeri, anti-inflamasi, anti-bakteri, dan menekan penyebaran sel kanker |
Limonene | Mengurangi kecemasan, depresi, anti-inflamasi, meregulasi sistem pencernaan, menghambat tumor |
Linalool | Pereda nyeri, sedatif, anti-kejang, mengurangi mual, dan menghambat jerawat |
Eucalyptol | Bronkodilator (pernapasan), pereda nyeri, anti-inflamasi |
Penelitian juga menemukan bahwa mengkonsumsi trikoma ganja yang mengandung cannabinoid dan terpen sekaligus dapat memberikan efek sinergis yang dihasilkan dari kedua senyawa metabolit tersebut, yang disebut dengan efek rombongan atau entourage effect. Efek rombongan yang dihasilkan secara sinergi antara cannabinoid dan terpenoid dapat mengobati gangguan mood dan kecemasan.
Selain untuk mengobati kecemasan dan gangguan suasana hati, penelitian menemukan beberapa jenis terpen ganja mampu memperkuat aktivitas THC terhadap reseptor CB1 yang banyak terdapat di bagian sistem saraf. Kombinasi beberapa senyawa terpen yang memiliki sifat sedatif (penenang)—seperti myrcene, limonene, dan linalool—secara signifikan meningkatkan aktivitas sistem endocannabinoid dibandingkan hanya dengan menggunakan senyawa THC saja.
Dengan memahami karakteristik trikoma ganja, kandungan senyawa metabolit dan manfaatnya, serta bagaimana kombinasi efek rombongan bersinergi menghasilkan spektrum efek terapeutik yang lebih luas. Kita juga dapat menentukan jenis genetik atau strain yang cocok dengan kondisi yang diinginkan. Misalnya, jika ingin mendapatkan efek THC yang kuat namun tidak menambah nafsu makan, pengguna dapat memilih strain yang mengandung cannabinoid THC dan terpen humulen yang bersifat menekan nafsu makan tanpa mengurangi efek THC sama sekali.
Referensi: -Plant Glandular Trichomes: Natural Cell Factories of High Biotechnological Interest,2017 -Cannabis glandular trichomes alter morphology and metabolite content during flower maturation,2019 -Cannabigerolic Acid (CBGA) Inhibits the TRPM7 Ion Channel Through its Kinase Domain,2024 -Terpene Dictionary (theamazingflower.com) -Taming THC: potential cannabis synergy and phytocannabinoid-terpenoid entourage effects,2011