Baca Ganja – Apa-apaan ini? Padahal keadaan dalam negeri sudah semakin kacau, bagai kapal yang kehilangan arah mata angin, malah ditambah dengan revolusi ganja? Ada-ada saja negeri ini. Kacau. Ya, memang seperti itulah realitanya yang terjadi.
Indonesia bagai sebuah kapal yang kehilangan arah mata angin, sehingga tidak akan pernah berlabuh ke suatu pulau yang teduh. Nahkodanya sibuk membangun dinasti, dan jika para penumpang kapal yang merupakan masyarakat tidak sadar, cepat-lambat semua akan ikut tenggelam.
Berbagai kasus dalam foto diatas, menunjukkan kalau bangsa Indonesia sedang mengalami krisis moral. Ini masih dalam kasus yang berkaitan dengan ganja, belum lagi dengan kasus Buronan Kelas Kakap yang menjerat oknum pemerintahan sehingga buronan bebas masuk-keluar Indonesia.
Semakin kesini, semakin terlihat adanya indikasi oknum pemerintahan yang ingin agar ganja tetap berada di perdagangan pasar gelap. Dari adanya oknum yang menjual ganja, sampai penolakan pemerintah terhadap saran WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) yang merekomendasi rencana legalisasi ganja medis. Baca selengkapnya disini.
Apabila ganja terus diperdagangkan di pasar gelap, akan ada oknum yang dikenyangkan dan ada masyarakat yang dihukum. Bahkan seorang kakek lansia juga ditangkap tanpa pandang bulu. Tajam kebawah tumpul keatas, begitulah hukum Indonesia.
Pengetahuan tentang tanaman ganja sangat penting dilakukan agar masyarakat memiliki modal ilmu pengetahuan yang dapat menunjang kesejahteraan hidupnya. Apalagi di tengah-tengah badai yang melanda Indonesia.
Revolusi Ganja
Sebut saja pengetahuan tentang tanaman ganja untuk masyarakat merupakan sebuah revolusi. Revolusi ganja. Jika di ibaratkan bom waktu, cepat-lambat akan terjadi sebuah revolusi atau perubahan. Harapannya revolusi itu bukanlah tentang perubahan dengan kekerasan melainkan dengan ilmu pengetahuan.
Ketidakpercayaan pemerintah terhadap bangsanya justru akan menjadi sebuah boomerang untuk pemerintahan sendiri. Ilmu tanam-tuai itu berlaku. Jika pemerintah menanamkan rasa hormat, rakyat pun akan memberi rasa hormat. Jika menanamkan kebencian untuk rakyat, pastinya rakyat juga akan membenci.
Namun jika pengetahuan itu selalu dihalang-halangi dengan sebuah fakta yang tidak benar. Maka akan berujung pada pembodohan publik, yang justru akan menyakiti bangsa Indonesia. Pembodohan yang dilakukan hanya untuk mempertahankan posisi ganja di pasar gelap, hanya akan menyengsarakan rakyat.
Sudah saatnya revolusi ganja dimulai, diawali dengan menyebarkan ilmu pengetahuan dan literasi mengenai tanaman ganja. Sehingga jika waktunya tiba, saat Indonesia membutuhkan pengobatan yang murah dan berkualitas, pemerintah tidak lagi kewalahan untuk mencerdaskan bangsa.
Sudahi kepalsuan ini. Mau sampai kapan bangsa Indonesia dipijak-pijak oleh hukumnya sendiri? Sudahi kebohongan ini. Bangsa yang terus dibohongi, sama saja seperti bangsa yang terjajah. Karena hanya dari ilmu pengetahuan suatu bangsa bisa terus melanjutkan peradabannya.
Seorang ilmuwan ternama bernama Carl Sagan, pernah menulis esai tentang pengalamannya dengan ganja. Ada kutipan kalimat yang ditulisnya dalam esai yang mendukung legalisasi dan pemanfaatan ganja, tulisnya;
“Ilegalitas ganja itu keterlaluan, suatu hambatan untuk pemanfaatan penuh obat yang membantu menghasilkan ketenangan dan wawasan, kepekaan dan persekutuan yang sangat dibutuhkan di dunia yang semakin gila dan berbahaya ini.”
Sudah saatnya bangsa Indonesia mulai mencari nilai-nilai baru yang dapat menunjang kesejahteraan bangsa. Ganja yang mempunyai banyak manfaat medis, harusnya dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
“Bagi pemuda umumnya, revolusi berarti tantangan untuk mencari nilai-nilai baru.” – Soe Hok Gie
-Revolusi Ganja untuk Mencerdaskan Bangsa