Baca Ganja – Selama Perang Dunia Kedua berlangsung (1939-1945), serat ganja hemp banyak membantu negara yang terlibat dalam perang sebagai pasokan seperti benang, tali kapal, dan tali parasut untuk kebutuhan perang Militer.
Perang Dunia Kedua (disingkat PD2) yang melibatkan dua aliansi militer antara Sekutu dan Poros ini, menjadi konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia. Memakan korban jiwa sebanyak 50-70 juta jiwa.
Dalam keadaan ‘perang total’, negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer antar negara.
Karena adanya kebutuhan industri untuk kebutuhan pasokan perang, negara yang terlibat seperti AS di pihak Sekutu, maupun Jepang di pihak Poros, mendorong rakyatnya untuk membudidaya tanaman ganja industri atau hemp.
Amerika Serikat Mendorong Petani Membudidaya Hemp
Selama PD2 berlangsung, pemerintah mencabut Undang-undang Ganja (Marijuana Tax Act 1937) untuk mengijinkan para petani membudidaya ganja hemp.
Diketahui, di awal tahun 1930-an pemerintah AS secara gencar melarang penggunaan, jual-beli, kepemilikan, dan penanaman ganja. Bahkan larangan tersebut mengambinghitamkan warga Meksiko dan warga Afrika-Amerika (kulit hitam) dengan propaganda. Baca sejarahnya disini.
Film Hemp for Victory yang dibuat selama PD2 berlangsung dan di rilis pada tahun 1942, menjelaskan pemakaian hemp dan mendorong para petani untuk menanam hemp sebanyak mungkin. Film Hemp for Victory bisa dilihat dibawah ini atau klik disini.
Film tersebut menceritakan sejarah hemp. Bagaimana tanaman hemp ditanam, serta bagaimana cara hemp diproses menjadi tali, kain, tali pengikat, dan produk lainnya yang diperlukan untuk perang.
Namun disaat Perang Dunia Kedua telah usai, Undang-undang Ganja (Marijuana Tax Act 1937) diberlakukan kembali dan mengubah status tanaman hemp secara de facto menjadi tanaman ilegal. Habis manis, sepah dibuang. Begitulah kira-kira.
Peran Serat Ganja Hemp Membantu Jepang dalam PD II
Selain Amerika, ada juga Jepang yang memanfaatkan serat hemp sebagai pemasok bahan untuk kebutuhan perang. Takayasu, seorang sejarawan ganja ternama di Jepang, mengatakan bahwa pada tahun 1940, merupakan awal baik bagi petani ganja.
Pemimpin militer Jepang saat itu mendesak petani menanam ganja untuk membantu memenangkan perang Asia-Pasifik. Angkatan Militer Kekaisaran membutuhakn serat hemp untuk membuat tali kapal dan tali parasut.
Militer Jepang mengkategorikan ganja sebagai bahan dasar perang dan mereka menciptakan slogan atas peran ganja yang patriotik. Bahkan ada pepatah berbunyi, “bahwa tanpa ganja, perang tidak dapat dilancarkan,” jelas Takayusa.
Setelah Jepang menyerah kepada AS di tahun 1945, AS yang memiliki otoritas mulai memperkenalkan sikapnya terhadap ganja di Jepang. Setelah AS melarang penanaman ganja di negaranya tahun 1937 (Marijuana Tax Act 1937), AS berusaha melarangnya juga di Jepang.
Akhirnya, Jepang yang dibawah kendali AS mengeluarkan Undang-undang Pengontrolan Ganja 1948. Undang-undang tersebut mengkriminalisasi kepemilikan dan budidaya tanpa ijin dan tetap menjadi inti dari kebijakan anti-ganja Jepang sampai saat ini. Baca selengkapnya sejarah ganja di Jepang.
Serat ganja hemp dalam Perang Dunia II berperan penting bagi negara yang terlibat perang. Namun mirisnya, setelah Amerika memenangkan peperangan, serat ganja hemp kembali dilarang untuk dibudidaya.
Referensi: -canadahempfoods.com/hemp-history-wwii-hemp-production-in-the-u-s-a/ -civilized.life/articles/5-facts-about-how-cannabis-was-used-in-world-war-ii/