Warga Belanda Antri Membeli Ganja Saat Pandemi Corona

Baca Ganja – Ada yang unik di negara Belanda di tengah-tengah mewabahnya virus corona. Sebelum pemerintah menetapkan kebijakan lockdown, warga belanda antri membeli ganja sebelum peraturan lockdown ditetapkan.

warga belanda antri beli ganja saat corona
Foto antrian warga yang membeli ganja di depan coffeeshop Bullwackie di ibukota Amsterdam.

Virus corona penyebab COVID-19 menjadi momok menakutkan bagi seluruh umat manusia di dunia. Membuat sejumlah negara melakukan lockdown atau pengisolasian yang menghimbau penduduk setempat untuk tetap di rumah agar virus tidak menyebar.

Bahkan beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Jakarta pemerintah meliburkan sekolah selama 2 minggu (dan mungkin akan diperpanjang) guna mengurangi penyebaran virus corona.

Dilansir dari situs France24, alih-alih berburu kebutuhan yang diperlukan selama karantina di dalam rumah, terlihat warga Belanda antri membeli ganja dengan tertib di kedai kopi (coffee shop) untuk mendapatkan ganja.

Para pelanggan mengantri dan mencoba saat-saat terakhir kesempatan untuk membeli, saat toko masih buka sampai tenggat waktu toko diharuskan tutup pukul 6 sore sesuai dengan peraturan pemerintah setempat.

Antrian warga bertambah panjang tak lama setelah Menteri Kesehatan dan Pendidikan Belanda, Bruno Bruins mengumumkan untuk menutup bisnis, sekolah, dan universitas.

warga belanda antri membeli ganja
Foto warga mengantri di toko bernama The Point di Den Haag untuk membeli ganja.

“Pasalnya, selama dua bulan ke depan mungkin saja kami tidak bisa menjumpai ganja, jadi di sepanjang waktu yang tersisa ini kita mencoba mendapatkannya, paling tidak punya sedikit stok di rumah,” papar Jonathan, salah seorang warga Belanda, di luar cafe Point, Den Haag, kepada AFP.

“Seorang teman dekat memberitahukan soal lockdown ini, dari berita konferensi pers dari Menteri Kesehatan dan Pendidikan di televisi, sekitar lima menit lalu. Lantas saya bergegas ke sini,” imbuhnya.

Legalitas Ganja di Belanda

Secara legalitas, ganja masih ilegal di Belanda. Namun kepemilikan ganja dibawah 5 gram (0.18 ons) diperbolehkan atau di deskriminalisasi. Aturan ini merujuk kepada Kebijakan Toleransi yang dibuat pemerintah Belanda tahun 1976.

Sementara Radio France Internationale (RFI) menyebutkan bahwa Belanda memiliki kebijakan toleransi terhadap obat-obatan yang dikategorikan sebagai “soft drugs“.

Menurut situs web resmi Parlemen Belanda, disebutkan bahwa “menjual obat-obatan terlarang di kafe bisa dihukum, tetapi Prosecution Office tidak akan menuntutnya dengan syarat kafe mematuhi kriteria: tidak menjual kepada anak dibawah umur, tidak menjual narkoba dan tidak menyebabkan gangguan”.

“Rasanya tidak berlebihan bila saya ingin membeli sedikit ganja, apalagi dalam persiapan lockdown,” tutur seorang pembeli asal Irlandia yang menggunakan nama alias Hanna, saat dijumpai di luar salah satu kedai kopi di Den Haag.

“Usai menyimak konferensi pers soal lockdown bersama teman di apartemen, kami putuskan langsung untuk membeli ganja. Namun saat masuk, antrian sudah ada 30 orang di depan. Dan ada pula yang datang dengan mobil,” tukasnya.

warga belanda membeli ganja sebelum lockdown corona
Foto antrian panjang warga di depan toko bernama Doctor Green di Den Haag sebelum toko tutup sesuai aturan pemerintah.

Antrian pembeli ganja ini tak terelakkan, meskipun Menteri Kesehatan Negeri Belanda, Bruno Bruins telah memberikan imbauan, “Jangan menimbun barang, karena tidak perlu.”

Dari pidato Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, sejauh ini negaranya telah mencatat 20 orang meninggal akibat penyakit Covid-19 dan sebanyak 1.135 jiwa mengalami infeksi.

Pertanyaan Kecil untuk Indonesia

Jelas terlihat bagaimana Belanda memiliki toleransi yang sangat tinggi bagi pemakaian ganja. Padahal sejarah hukum Indonesia berasal dari hukum negara Belanda yang telah menjajah Indonesia selama 350 tahun. Namun, negara Belanda merubah kebijakan toleransinya terhadap ganja dalam aturan yang dibuat di tahun 1976.

Mengapa ganja masih dianggap buruk di Indonesia? Sampai kapankah pembodohan atas ganja terhadap bangsa Indonesia tetap dipertahankan? Mungkin sampai dimana semua bangsa Indonesia bisa melihat ganja dalam pandangan sejarah dan spiritualnya. Mungkin sampai semua bangsa Indonesia mengetahui bahwa ganja bukan sekedar dinikmati, tetapi didalami.

Tinggalkan komentar

Sharing is caring