Baca Ganja – Penelitian ganja untuk manfaat medis berhasil memberikan pandangan baru di mata dunia. Ganja yang disebut bisa menangani beberapa penyakit saraf dan kanker menyita perhatian Thailand. Akhir tahun 2018, Thailand legalisasi ganja.
Tepatnya di tanggal 26 Desember 2018, dilansir dari situs The New York Times, anggota parlemen Thailand saat itu, Somchai Sawangkarn menyebut bahwa legalisasi ganja menjadi hadiah Tahun Baru dari Majelis Legislatif Nasional Thailand untuk pemerintah dan rakyat Thailand.
Legalisasi ganja di Thailand pun terus berkembang, sampai akhirnya di bulan November 2019, Forbes memberitakan bahwa pemerintahan Thailand nantinya akan mengijinkan masyarakatnya untuk menanam ganja di rumah untuk dijual ke pemerintah.
Dikutip dari situs Forbes, Menteri Kesehatan Thailand, Anutin Charnvirakul, menegaskan bahwa mereka sedang dalam proses mengubah undang-undang untuk memungkinkan penggunaan medis ganja secara bebas. Mereka juga memiliki keyakinan tinggi bahwa ganja akan menjadi salah satu produk pertanian utama bagi rumah tangga Thailand.
Di bulan Januari 2020, Thailand pun resmi membuka klinik 24 jam khusus pengobatan berbahan dasar ganja sebagaimana pemerintahan Thailand terus mengembangkan industri ganja medis.
Klinik tersebut menyediakan varietas senyawa CBD dan THC untuk menangani sakit kepala migrain, insomnia, sakit leher dan kekakuan otot. Bukan hanya Thailand, Malaysia yang merupakan negara tetangga Indonesia, juga sedang mengkaji manfaat ganja medis.
Dilansir dari situs Analytical Cannabis, pemerintah Malaysia sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan farmasi ganja Australia untuk mengembangkan kebijakan dan jalan menuju legalisasi.
Kapan Indonesia Membenarkan Manfaat Ganja ?
Jika diberi pertanyaan, kapankah Indonesia akan melangkahkan kakinya dalam pemanfaatan ganja? Jawaban pesimisnya adalah, Indonesia tidak akan pernah melangkahkan kakinya jika pemerintah masih buta, tuli, dan bisu terhadap ganja.
Ini mungkin menjadi jawaban yang tepat, sudah terbukti bahwa Indonesia tidak akan pernah memanfaatkan ganja dengan baik seperti yang diinginkan para aktivis ganja yang berada di organisasi ataupun yang berada di luar organisasi ganja.
Bukan hanya itu, pihak pemerintah yang muncul dalam berita atau forum debat maupun diskusi mengenai ganja, juga tidak memberikan informasi dan keterangan yang sesuai dengan penemuan-penemuan ilmiah saat ini. Seakan-akan telinga dan mata pemerintahan tertutup.
Jika pihak pemerintah selalu menolak ganja dan tidak pernah mau mencoba melakukan riset atau membahas peluang ganja sebagai alat medis, itu sangat berpotensi dianggap sebagai pembodohan publik. Karena informasi yang diucapkan tidak sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan saat ini.
Untuk membuat Indonesia membenarkan manfaat ganja, pertama yang harus dilakukan adalah meyakinkan masyarakat bahwa ganja tidak ‘sejahat’ seperti apa yang diucapkan pemerintah melalui pengetahuan literasi.
Meyakinkan masyarakat mengenai ganja pun tidaklah mudah, sebab tindakan tersebut kadang dianggap melanggar pandangan agama dan sosial, serta dianggap merusak masa depan dan kehidupan seseorang. Padahal belum tentu.
Walaupun terlihat sangat sulit untuk membenarkan manfaat ganja di Indonesia, tapi pengetahuan dan sejarah akan menjawab semua itu. Jika memang ganja diciptakan sebagai tanaman penuh manfaat, kenapa manusia harus bersikap angkuh terhadapnya?
Perbanyaklah membaca karena sejarah itu tertulis. Membaca tidak membuat manusia terjerumus ke dalam kebodohan, melainkan ucapan atau tulisan yang tidak sesuai dengan fakta dan kenyataan yang menjerumuskan dalam kebodohan.
-Thailand Legalisasi Ganja.