Baca Ganja – Senyawa tetrahydrocannabivarin (THCV) memiliki kromosom yang sama (homolog) dengan senyawa THC. Yang membedakan kedua senyawa tersebut adalah rantai atom, dimana THCV memiliki 3 rantai atom sedangkan THC dengan 5 rantai atom.
Adanya perbedaan rantai atom yang dimiliki THCV dan THC menghasilkan efek yang berbeda juga. Jika THC menunjukkan efeknya melalui aktivitas agonis parsial terhadap reseptor endocannabinoid CB-1 dan CB-2, THCV bertindak sebagai antagonis CB-1 dan agonis parsial CB-2.
Bukti lebih lanjut juga menunjukkan bahwa THCV bertindak agonis terhadap reseptor terhubung-protein G, yaitu GPR55 dan lysophosphatidylinositol (LPI). Diluar sistem endocannabinoid, THCV dilaporkan mengaktifkan reseptor 5HT1A yang menghasilkan efek anti-psikotik yang memiliki potensi terapeutik untuk memperbaiki beberapa gejala skizofrenia.
Selain itu, THCV berinteraksi dengan saluran ion TRPV2 yang berkontribusi terhadap efek analgesik, anti-inflamasi, dan anti-kanker untuk senyawa ganja atau cannabinoid.
Ini juga menunjukkan sifat anti-epileptiform dan antikonvulsan, yang menunjukkan kemungkinan penerapan terapi dalam pengobatan keadaan hiper-eksitabilitas patofisiologis seperti epilepsi yang tidak dapat diobati.
Reseptor cannabinoid digunakan secara endogen oleh tubuh melalui sistem endocannabinoid, meliputi sekelompok protein lipid, enzim, dan reseptor yang terlibat dalam banyak proses fisiologis.
Melalui modulasi pelepasan neurotransmitter, sistem endocannabinoid mengatur kognisi, sensasi nyeri, nafsu makan, memori, tidur, fungsi kekebalan tubuh, dan suasana hati diantara banyak lainnya.
Efek ini sebagian besar dimediasi melalui dua anggota keluarga reseptor terhubung-protein G, reseptor CB1 (tersebar di sistem saraf pusat) dan CB2 (tersebar di sel imun). Bukan hanya itu, penelitian pun menemukan manfaat medis THCV dalam uji coba ilmiah.
Baca juga: Senyawa ganja (cannabinoid) lainnya disini
Manfaat Medis Senyawa Tetrahydrocannabivarin (THCV)
-THCV Mengurangi Tanda Peradangan dan Nyeri pada Tikus
Penelitian di tahun 2010 yang diterbitkan jurnal National Institute of Health (NIH), menunjukkan kemampuan THCV yang mengaktifkan reseptor CB-2 (agonis) dan memblokade reseptor CB-1 (antagonis), dapat mengurangi tanda peradangan dan nyeri pada tikus. THCV menunjukkan sifat anti-edema (pembengkakan akibat menumpuknya cairan di ruang sel) dalam model inflamasi akut.
THCV memiliki potensi terapeutik baik sebagai agen anti-inflamasi untuk menghilangkan nyeri inflamasi atau nyeri neuropatik. Adanya bukti penelitian bahwa THCV dapat bertindak sebagai antagonis reseptor CB-1 juga menarik untuk dieskplorasi.
Senyawa THCV berpotensi untuk menekan gejala yang tidak diinginkan pada model gangguan dalam hewan yang terbukti, bahwa gejala peradangan dapat diperbaiki dengan kombinasi aktivasi reseptor CB-2 dan blokade reseptor CB-1.
-THCV Memberikan Efek Neuroprotektif dan Menghilangkan Gejala Parkinson pada Hewan Uji Coba
Penelitian di tahun 2011 menunjukkan THCV dapat mengurangi gangguan motorik pada tikus yang terkena parkinson melalui blokade receptor CB-1, sehingga mengurangi kadar glutamat dari substantia nigra pada hewan parkinson.
Menurut peneliti, ini bukan hasil tindakan langsung THCV terhadap reseptor CB-1 yang terletak di terminal subthalamonigral. Sebaliknya, efek pengurangan gangguan motorik dihasilkan dari blokade reseptor CB-1 yang terletak pada terminal striatopallidal dengan meningkatkan penyerapan GABA.
Penurunan gangguan motorik melalui modulasi transmisi rangsang bukan satu-satunya efek THCV pada penyakit Parkinson. Struktur kromosomnya yang mirip dengan THC dan CBD juga berfungsi sebagai agen antioksidan, dimana THC dan CBD telah terbukti memiliki sifat neuro-protektif pada tikus Parkinson, yang dihasilkan akibat aktivasi receptor CB-2.
-THCV Memperbaiki Sensitivitas Insulin pada Dua Model Tikus Obesitas
Dalam penelitian di tahun 2013 menunjukkan senyawa tetrahydrocannabivarin (THCV) menghasilkan efek metabolik terapeutik pada dua model tikus obesitas yang berbeda. Model tikus pertama yaitu tikus normal yang diberi diet pemicu obesitas dan model tikus kedua adalah tikus yang terlahir obesitas.
Dilaporkan bahwa THCV mengaktifkan reseptor CB-2 yang tergantung pada konsentrasinya. Potensi THCV yang berguna untuk pengobatan sindrom metabolik ataupun diabetes tipe-2, bisa digunakan dalam kombinasi dengan perawatan yang ada maupun digunakan sendirian.
Mengingat manfaat cannabinoid lainnya yang non-THC seperti CBD pada diabetes tipe-1, kombinasi CBD dan THCV mungkin bermanfaat untuk berbagai jenis diabetes mellitus (kencing manis).
-Senyawa Tetrahydrocannabivarin (THCV) yang Memiliki Manfaat Medis.
Referensi: -National Library of Medicine, Tetrahydrocannabivarin