Baca Ganja – Dibalik popularitas Menkeu Purbaya yang tengah melejit, dan menghipnotis publik dengan gaya koboinya, ternyata hanya pura-pura banyak gaya.

Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Sadewa, saat ini tengah menjadi media darling karena dinilai berani berterus terang yang mirip dengan gaya koboi. Namun tampaknya, ia hanya sedang “pura-pura banyak gaya”, seolah ingin memberantas yang kotor dan busuk dalam birokrasi, tapi ia sendiri bekerjasama dengan pejabat yang merusak dan menjual hutan Indonesia.
Ada keraguan, bahwa Menkeu yang banyak tampil di media mainstream ini, hanyalah produk dari elit yang seolah dibuat organik dari akar rumput, yang bertentangan dengan pemerintahan sebelumnya. Jika memang demikian, ia tidak mungkin akan bekerjasama dengan Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni, yang merupakan bawahan dan anggota partai ternakan pemerintahan sebelumnya.
Gaya koboi Menkeu pun tidak terlihat seperti koboi asli, bahkan ada celetuk lucu yang menyebutnya sebagai “koboi cengeng”. Padahal, ada ide yang lebih “koboi” dibandingkan Menkeu, yang datang dari pemerintah daerah Provinsi Aceh, yaitu untuk melegalkan ganja—jelas ide ini lebih “KOBOI” dari Menkeu.
Pemerintah Daerah Provinsi Aceh Minta Legalkan Ganja
Dalam Pertemuan Pemerintah Aceh bersama Baleg DPR RI dengan Para Akademisi dan Tokoh Masyarakat di Banda Aceh (21 Oktober 2025), Wali Kota Sabang, Zulkifli Adam, mengusulkan melegalkan ganja untuk mengurangi beban biaya dana otsus (otonomi khusus) yang menggunakan dana dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional). Usulan ini jelas lebih “koboi” dibanding gaya Menkeu Purbaya.
Sejak tahun 2020, Komisi Narkotika untuk PBB (UNCND) melakukan reklasifikasi pada tumbuhan ganja dan produk turunannya, dari zat narkotika paling berbahaya (Schedule IV) menjadi zat yang memiliki manfaat medis di bawah pengawasan ketat (Schedule I). Sedangkan hukum narkotika yang berlaku di Indonesia saat ini (UU Narkotika No.35 Tahun 2009) adalah produk usang yang menggunakan dasar hukum Konvensi Narkotika Internasional (Convention on Narcotic Drugs) tahun 1961.
Sudah selayaknya kebijakan usang yang berusia lebih dari >50 tahun tersebut dievaluasi kembali. Perkembangan penelitian saat ini—yang disepakati oleh beberapa penliti dari 9 negara—telah mengukur dan menyepakati takaran dosis penggunaannya yang aman. Selain itu, sejumlah universitas di Aceh—seperti tempat alm. Prof. Musri Musman mengajar—di Universitas Syiah Kuala, juga bersedia sebagai tempat penelitian dan studi awal ganja medis.
Budidaya ganja tidak sekadar hanya menyehatkan manusia, karena tanaman ini, merupakan salah satu tanaman pendamping (tumpang sari) yang baik bagi jenis tumbuhan lain dan lingkungan. Aroma bunga ganja yang dihasilkan senyawa terpenoid dapat mengusir hama, menarik serangga penyerbuk, dan akarnya yang kuat dapat memperbaiki struktur tanah, seperti meningkatkan aerasi dan mengurangi erosi. (Tinjauan studi AS dalam budidaya hemp).
Lebih Koboi dari Menkeu
Jika publik memiliki daya kritik (atau “keraguan descartes”) yang cukup, apa yang diberitakan media arus utama tentang Menkeu Purbaya, akan tampak hanya sebagai pencitraan model baru. Ingat, bahwa dahulu si terduga “pemilik Ijazah Palsu” juga menjadi kesayangan media yang berhasil menghipnotis—dan membodohi—ratusan juta rakyat Indonesia dengan masuk gorong-gorong. Sekarang, media menghipnotis masyarakat dengan tokoh yang seolah-olah tampak koboi, tapi ternyata hanyalah “koboi cengeng” yang bekerjasama dengan Menteri Kehutanan yang justru merusak dan menjual hutan Indonesia.
Saat ini manusia di berbagai belahan dunia tengah mengalami krisis yang sama, yaitu krisis lingkungan. Jika masih ada masyarakat Indonesia yang sepakat dengan pembalakan (penebangan) pohon secara liar dengan alasan tujuan atau keuntungan ekonomi, maka selama itu pula Indonesia akan terus berada dalam bencana alam yang terus mengancam. Bahkan saat ini, air hujan yang turun dari atmosfer bumi mengandung mikroplastik. Bacaganja menilai tidak akan ada satupun manusia—beserta mesin buatannya—yang dapat memulihkan alam dari krisis lingkungan, kecuali dengan tanaman yang tumbuh dari alam itu sendiri, seperti ganja.
Referensi: -Raja Juli-Abdul Karding Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, MAKI: Tidak Etis! (2025) -Menhut Raja Antoni dan Menkeu Purbaya Teken MoU Perkuat Kerja Sama Maksimalkan Hutan Untuk Rakyat (2025) -Ganti Dana Otsus, Walkot Sabang Usul Legalkan Ganja di Aceh: Kalau di Sini Dijual Pasti Laku Keras (2025) -Rocky Gerung Sebut Menkeu Purbaya Koboi Cengeng... (2025) -UN Commission on Narcotic Drugs reclassifies cannabis to recognize its therapeutic uses (2020) -Scientists find plastic pollution in the rain and in the air we breathe (2020) -Jakarta’s Rainwater Contains Microplastics, BRIN Warns of Pollution Falling from the Sky (2025)