Baca Ganja – Tanaman ganja yang di cap buruk di Indonesia, ternyata digunakan oleh perusahaan farmasi dunia sebagai bahan pengobatan dengan resep dokter. Selain itu, ganja dapat diolah untuk dikonsumsi. Berikut ini produk farmasi dan olahan ganja.
Artikel ini bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan serta wawasan dan TIDAK bermaksud mengajak pembaca untuk menggunakan atau memiliki barang yang melanggar hukum !!!
Marinol-(Dronabinol)
Marinol adalah THC sintetis yang dijual dalam bentuk pil dan dicampur dengan minyak wijen. Digunakan untuk membantu mual, muntah, dan untuk menghilangkan beberapa dari banyaknya efek samping yang tak di inginkan — biasanya dialami pasien kemoterapi.
Marinol juga digunakan untuk merangsang nafsu makan sehingga menambah berat badan pada pasien dengan HIV/AIDS dan kanker. Dalam studi Phase 2B, marinol dapat mengurangi gejala Obstructive Sleep Apnea (OSA) — gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur.
Cesamet-(Nabilone)
Versi sintetis THC lainnya. Telah keluar selama lebih dari 20 tahun, tetapi hanya digunakan di Amerika, dan sejak tahun 2006 sebagai pengobatan untuk mual dan muntah yang dialami akibat kemoterapi untuk kanker.
Nabilone menunjukkan efektivitas dalam meredakan fibromyalgia (gangguan pada otak dalam memproses rasa sakit pada tubuh). Selain itu, dalam uji klinis yang diterbitkan, juga dapat mengatasi gangguan gerakan seperti parkinsonisme, nyeri kronis, dan spastisitas (gangguan otot yang mengalami kontraksi secara terus-menerus).
Sativex-(Nabiximols)
Pada tahun 2005, Sativex menjadi obat resep pertama yang disetujui yang terbuat dari tanaman ganja.
Sativex saat ini tersedia di Kanada, Jerman, Inggris, Selandia Baru, dan Spanyol. Saat ini Sativex sedang menjalani uji coba di banyak negara lain, termasuk Amerika Serikat.
Sativex mengandung setengah THC dan setengah CBD. Biasanya digunakan untuk pasien yang menderita sklerosis ganda atau Multiple Sclerosis — gangguan saraf pada otak, mata, dan tulang belakang yang menimbulkan gangguan pada penglihatan dan gerakan tubuh, akibat sistem imun menyerang lapisan lemak yang melindungi serabut saraf (mielin).
Olahan Ganja Memanfaatkan Cannabinoid Aktif
Lebih dari 100 senyawa cannabinoid ditemukan pada tanaman ganja. Sejauh ini, THC adalah yang paling banyak ditemukan dan dibahas selain CBD.
Cannabinoid larut dalam alkohol, mentega, lemak, dan minyak karena sifatnya yang larut dalam lemak. Karena sifatnya yang mudah larut dalam lemak, cannabinoid mudah digunakan dalam kue, biskuit, shake, brownies, dan banyak jenis makanan lainnya.
Agar bekerja secara efektif, sangat penting untuk memanaskan ganja agar terjadinya proses konversi dari asam cannabinoid (THCA) menjadi THC aktif sehingga dapat digunakan.
Karena berupa makanan maka prosesnya harus melewati hati, efeknya memakan waktu lebih lama, terkadang selama 3 atau 4 jam sebelum merasakan efeknya.
Mentega Ganja

Mentega ganja (cannabis butter) atau “Cannabutter” adalah metode yang paling umum digunakan saat membuat edibles (yang dapat dimakan). Ini adalah mentega yang telah di infus dengan cannabinoid. Mentega ganja bisa dibuat di atas kompor, panci kecil untuk memasak, atau panci ganda.
Untuk membuat mentega ganja yang perlu dilakukan adalah:
- Campurkan ganja kering dengan mentega dan letakkan di atas kompor atau panci masak kecil dengan suhu api sekitar 137 °C.
- Setelah dipanaskan setidaknya selama satu jam, saring sisa bahan tanaman dengan hati-hati dan naikkan mentega ke piring.
- Lalu dinginkan di lemari es sebelum digunakan.
Mentega ganja dapat digunakan di semua hidangan yang menggunakan mentega di dalamnya
Minyak Ganja

Minyak ganja (cannabis oil) atau “Canna-oil” adalah minyak goreng yang telah di infus atau dicampur dengan cannabinoid. Dapat di ekstraksi dengan memanaskan minyak dan ganja kering pada suhu tidak lebih dari 137 °C.
Minyak ganja dapat digunakan dalam resep apapun yang menggunakan minyak dalam bahan-bahannya.
Liquor ganja adalah minuman keras yang telah di infus dengan cannabinoid dan sering ditambahkan ke kopi atau teh.
Tincture ganja (cannabis tincture) paling sering dibuat dengan menggunakan alkohol etanol untuk mengekstrak cannabinoid dari materi tanaman.

Tincture sering kali dimasukkan ke dalam botol semprot dan diserap secara sublingual di bawah lidah dan ke dalam selaput lendir. Banyak pasien yang menganggap merokok ganja terlalu keras dan menemukan bahwa menggunakan tincture adalah cara yang bagus untuk menikmati efek ganja tanpa stres yang ditimbulkan melalui inhalasi.

Topikal berbahan ganja dibuat menjadi krim dan salep, digunakan untuk keseleo, peradangan, herpes, dan alergi kulit. Reseptor CB1 dan CB2 di kulit akan menyerap krim ganja topikal.
Topikal dioleskan langsung ke kulit area yang menunjukkan ketidaknyamanan. Karena diserap melalui kulit, maka tidak menghasilkan efek psikoaktif seperti merokok atau memakan makanan yang di infus dengan cannabinoid.
Ganja topikal telah terbukti untuk penyakit seperti:
- Jerawat
- Arthritis (radang sendi)
- Sakit punggung
- Kram
- Demam
- Lepuh
- Herpes
- Psoriasis (peradangan kulit/ruam merah)
Efek samping penggunaan ganja:
- Ganja sangat tidak mungkin menyebabkan overdosis.
- Ganja tercatat sebagai salah satu obat teraman di dunia (safest drugs in the world).
Meskipun sangat aman untuk digunakan, ada beberapa efek samping yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada beberapa pengguna, seperti:
- Kecemasan
- Mengantuk
- Lapar
- Mata merah
- Hilang ingatan jangka pendek
- Hilangnya koordinasi
Ekstrak dan Bentuk Konsentrasi Ganja
Meskipun di Amerika Serikat kebanyakan orang memilih bunga atau kuncup kering sebagai metode penggunaan ganja, di negara lain lebih umum memilih ganja pekat dan versi yang diesktraksi.
Bentuk konsetrat ganja yang paling umum digunakan adalah:
- Kief
- Hashish
- Minyak Hash / Hash Oil
Kief adalah bubuk yang jatuh dari daun dan bunga kuncup tanaman ganja. Kief dapat ditangkap dengan kasa jaring dan di press menjadi kue. Umumnya kief ditaburkan pada makanan atau ditambahkan sedikit di atas semangkuk herbal kering.
Hashish adalah resin terkompresi. Hash sering kali disatukan dengan tangan, atau dikumpulkan dalam serangkaian kantong berjaring yang dikenal sebagai “bubble bags“.
Hash bisa sangat manjur dengan konten THC sebanyak 80% dan hash terbaik biasanya lembut saat disentuh. Umumnya hash dicampur dengan kuncup ganja kering, ada pula yang menguapkannya, memakannya, atau bahkan menghisapnya.
Minyak hash berasal dari pencampuran dan ekstraksi resin dan minyak dari tanaman ganja. Minyak hash dapat memiliki kadar THC yang sangat tinggi, sebanyak 90%.
Sepertinya halnya dengan hashish, minyak hash dapat digunakan dengan berbagai cara, termasuk lewat vaporizer (penguapan), di atas ganja kering, atau bahkan pada makanan.
Harusnya Indonesia dapat melihat negara-negara luar yang memanfaatkan ganja mulai dari produk farmasi dan olahan ganja dengan optimal, sehingga dapat membantu dan mendorong kehidupan serta kesehatan seluruh masyarakat Indonesia.
– Produk farmasi dan olahan ganja.
Referensi: -Cannabis Training University,"Marijuana and Medicine-Overview" -Drug Dronabinol Reduces Symptoms of Obstructive Sleep Apnea, Finds Phase 2B Study