Baca Ganja – Di Aceh, air rebusan dari akar ganja diyakini dapat mengobati kencing manis. Ganja obat diabetes bukanlah mitos belaka, sebab hasil penelitian juga menunjukkan hal yang serupa.

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula / glukosa darah. Tingginya glukosa — sumber energi utama tubuh — dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh.
Penyakit dengan nama lain kencing manis ini dianggap sebagai silent killer. Diabetes tercatat menjadi penyebab kematian tertinggi ke-3 di Indonesia dengan persentase angka kematian tertinggi ke-2 di dunia.
Laporan yang diterbitkan American Alliance for Medical Cannabis (AAMC) menyatakan ganja memiliki manfaat bagi penderita diabetes, yaitu:
- Menstabilkan gula darah (berdasarkan kumpulan bukti dari penderita diabetes).
- Sifat anti-inflamasi membantu meredakan peradangan arteri yang umum pada penderita diabetes.
- Sifat neuroprotektif membantu menggagalkan peradangan saraf dan mengurangi rasa sakit neuropati dengan mengaktifkan reseptor dalam tubuh dan otak.
- Sifat anti-spasmodik membantu meringankan kram otot dan rasa sakit dari gangguan pencernaan.
- Bertindak sebagai vasodilator yang membantu menjaga pembuluh darah terbuka dan meningkatkan sirkulasi darah.
- Berkontribusi untuk menurunkan tekanan darah dari waktu ke waktu, yang sangat penting bagi penderita diabetes.
- Mengkonsumsi mentega dan minyak ganja memiliki manfaat bagi kesehatan jantung dan arteri.
- Krim topikal ganja mampu menghilangkan rasa sakit neuropatik dan kesemutan di tangan dan kaki.
- Membantu penderita diabetes menenangkan Restless Leg Syndrome (RLS) — keinginan tidak terkontrol untuk menggerakkan kaki.
Penjelasan dari laporan yang dikutip membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat Aceh mengenai air rebusan yang dicampur dengan akar ganja mampu mengobati diabetes bukanlah sebuah hal yang tak masuk akal.
Selain itu, beberapa hasil penelitian yang dilakukan juga menunjukkan hasil yang sama.
Penelitian Ganja Obat Diabetes
Dikutip dari jurnal PubMed.gov tahun 2013, ringkasan bukti tentang ganja dalam pengelolaan diabetes menyimpulkan bahwa partisipan yang menggunakan ganja di masa lalu dan saat ini dikaitkan dengan resistensi insulin, lingkar pinggang yang lebih kecil, kadar insulin dan glukosa darah yang lebih rendah.
Pada tahun 2015, para peneliti dari Hebrew University of Jerusalem merilis sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa sifat anti-inflamasi dari senyawa ganja, cannabidiol (CBD), secara efektif dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit termasuk diabetes tipe-2.
Dalam air rebusan ganja, terdapat senyawa asam THC (THCA) yang dapat memperbaiki intoleransi glukosa (gula darah) dan resistensi insulin sehingga menstabilkan kadar glukosa. Baca selengkapnya senyawa baik air rebusan ganja disini.
Adapun bukti ilmiah yang menunjukkan ganja dapat mengobati komplikasi diabetes, misalnya penyakit mata. Ganja dapat mengurangi tekanan intraokular (tekanan cairan di mata) pada penderita glaukoma, yang diakibatkan oleh pembatasan aliran darah ke mata.
Bahkan penggunaan ganja sebagai pengobatan mata sudah dilakukan sejak Zaman Mesir Kuno. Walaupun peradaban kuno saat itu belum memiliki alat penelitian canggih seperti saat ini.
Bukti penelitian mengenai ganja obat diabetes dapat digunakan sebagai acuan ataupun mendorong bangsa ini untuk segera melakukan riset ilmiah mengenai tanaman ganja.
Referensi: -healthline.com/diabetesmine/treating_diabet -pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23684393/ -http://www.letfreedomgrow.com/cmu/diabetes_5.htm